Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan asuransi yang berupaya memasarkan produknya melalui kanal digital selama tiga tahun terakhir harus gigit jari karena dirasa kurang optimal. Baru tahun ini kinerja pemasaran mereka bisa ‘ngebut’ lewat jalur internet.
Percepatan penetrasi asuransi lewat kanal digital sudah terlihat sejak periode awal 2020. Studi Nielsen Dipstick in March 2020 memaparkan sebanyak 5 persen konsumen telah melakukan pembelian asuransi untuk pertama kalinya karena Covid-19 dan 40 persen konsumen diperkirakan akan melakukan pembelian asuransi kembali dalam 12 bulan berikutnya.
Hasil studi Nielsen yang lain terkait dengan perubahan tren perilaku konsumen di Indonesia mengatakan 30 persen responden berencana untuk melakukan pembelian melalui daring lebih sering, mengikuti kebijakan tinggal di rumah untuk mencegah penyebaran Covid-19.