Indeks IDX BUMN20 Underperform, Akibat Ekspektasi Ketinggian?

Bisnis.com,15 Mar 2021, 18:19 WIB
Penulis: Dwi Nicken Tari
Karyawan melintas di dekat papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (8/3/2021). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA – Performa indeks IDX BUMN 20 yang kian melempem pada periode tahun berjalan dinilai lebih disebabkan oleh ekspektasi investor yang terlalu tinggi dalam melihat valuasi saham.

Berdasarkan data Bloomberg per 15 Maret 2021, indeks yang berisi 20 saham emiten pelat merah ini naik 0,82 persen menjadi 395,32 sejak awal tahun (year-to-date). Posisi itu berada di bawah atau underperform dari kinerja IHSG yang terapresiasi 5,77 persen ytd.

Kepada Divisi Equity Research BNI Sekuritas Kim Kwie Sjamsudin mengatakan terdapat berbagai alasan di balik performa suatu indeks saham. Dia menunjukkan bahwa pergerakan harga saham biasanya mencerminkan ekspektasi investor terutama untuk saham-saham bervaluasi tinggi.

“Semakin tinggi valuasinya, semakin tinggi ekspektasinya dan semakin mudah juga untuk terkoreksi jika ekspektasi investor sebelumnya tidak terwujud,” jelas Kim kepada Bisnis, Senin (15/4/2021).

Adapun, indeks saham BUMN ini sempat menyentuh level tertingginya pada 20 Januari 2021 ke level 442,88 kala itu terdorong kenaikan harga saham emiten farmasi dan BUMN Karya. 

Pada awal tahun, memang sentimen positif menggelayuti industri farmasi dari sisi uforia program vaksin Covid-19. Selanjutnya, pembentukan Lembaga Pengelola Investasi (LPI) juga disambut positif oleh pasar karena dapat menguntungkan BUMN Karya.

Namun, penguatan itu tak bertahan lama. Harga-harga saham BUMN farmasi dan kontraktor perlahan turun. Sekarang, saham-saham dari kelompok ini mengisi jejeran konstituen indeks IDX BUMN 20 dengan pelemahan terdalam.

Saham PT Kimia Farma Tbk. (KAEF) anjlok dengan penurunan 24,71 persen menjadi Rp3.200. Sedikit lebih baik, saham PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk. (WEGE) turun 21,88 persen menjadi Rp200.

Lebih lanjut, Kim menunjuk saham-saham perbankan, semen, telekomunikasi, hingga operator jalan tol masih dapat dicermati saat ini.

“Kami merekomendasikan BBRI, BMRI, SMGR, TLKM dan JSMR,” tutup Kim.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Aprianto Cahyo Nugroho
Terkini