Orang Kaya Masih Tahan Belanja, Pemulihan Konsumsi Belum Stabil

Bisnis.com,16 Mar 2021, 15:29 WIB
Penulis: Dany Saputra
Suasana sepi terlihat di salah satu pusat perbelanjaan atau mal saat libur Natal dan Tahun Baru di Depok, Jawa Barat, Minggu (27/12). /Bisnis-Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Tren peningkatan belanja masyarakat juga cenderung terjadi di seluruh kelompok penghasilan. Namun, belanja kelompok penghasilan menengah atas atau orang kaya (higher income) dengan rata-rata penghasilan Rp41,7 juta perbulan atau masih di bawah level prapandemi.

Padahal, perbaikan konsumsi nasional rumah tangga akan ditentukan oleh pola belanja kelompok penghasilan menengah atas atau orang kaya (higher income).  Hal tersebut diungkapkan dalam laporan oleh lembaga riset Mandiri Institute yang bertajuk "Gambaran Belanja Masyarakat di Awal 2021".

Mandiri Institute menyebutkan adanya indikasi perbaikan belanja masyarakat pada Maret 2021 relatif dibandingkan terhadap periode awal 2020 (prapandemi). Indeks menunjukkan belanja masyarakat Maret 2021 naik dari sisi nilai 4,6 persen lebih tinggi dan frekuensi belanja 16,7 persen lebih tinggi dibandingkan Januari 2020. Tren peningkatan belanja masyarakat juga cenderung terjadi di seluruh kelompok penghasilan. 

"Sayangnya, belanja kelompok penghasilan higher income atau orang kaya dengan rata-rata penghasilan Rp41,7 juta perbulan, masih di bawah level prapandemi Covid-19," tulis laporan Mandiri Institute seperti dikutip Bisnis, Selasa (16/3/2021). 

Meski demikian, indeks belanja pada kelompok penghasilan menengah (middle income) dan bawah (lower income) cukup meningkat dibandingkan periode Januari 2020. Indeks belanja masing-masing kelompok berada di level 107,7 dan 103,5 pada Maret 2021.

Berdasarkan grafik yang disajikan, indeks belanja dari sisi kelompok penghasilan berada di titik terendah pada periode Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) I pada April 2020.

Sementara itu, indeks mengalami kenaikan drastis dan puncaknya terjadi pada akhir 2020. Hal tersebut disebabkan oleh adanya Natal dan Tahun Baru 2021.

Mandisi Institute mencatat pemulihan belanja belum stabil disebabkan oleh perilaku belanja kelompok penghasilan menengah atas yang masih menahan belanja. Perilaku tersebut disebabkan oleh masih rendahnya keyakinan masyarakat untuk melakukan mobilitas termasuk berbelanja.

"Pengendalian kasus Covid-19 dan distribusi vaksin yang cepat dapat membantu meningkatkan keyakinan masyarakat. Hal ini akan menjadi pendorong besar pertumbuhan konsumsi di Indonesia,” tulis Mandiri Institute dalam laporannya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Feni Freycinetia Fitriani
Terkini