Ahli Pertambangan Minta Pemerintah Lebih Serius Dorong Hilirisasi

Bisnis.com,17 Mar 2021, 21:59 WIB
Penulis: Denis Riantiza Meilanova
Ilustrasi - Kegiatan bongkar muat batu bara di area pertambangan PT Mitrabara Adiperdana Tbk./mitrabara

Bisnis.com, JAKARTA - Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (Perhapi) menilai pemerintah harus lebih serius dalam mendorong hilirisasi di sektor mineral.

Wakil Ketua Bidang Kajian Strategis Pertambangan Perhapi Muhammad Toha mengatakan bahwa hilirisasi tidak cukup sampai dengan menghasilkan produk antara atau setengah jadi, tetapi harus bisa sampai menghasilkan produk akhir agar menghasilkan nilai tambah yang signifikan.

Oleh karena itu, pemerintah perlu lebih menunjukkan keseriusannya untuk mendorong pengembangan industri berbasis mineral. Misalnya saja, dengan mendirikan direktorat jenderal khusus yang membawahi kegiatan pengolahan dan pemurnian agar dapat melahirkan kebijakan yang strategis.

"Di China itu punya kementerian sendiri yang membawahi metalurgi. Selain itu, mereka punya kementerian khusus chemical industri. Mereka fokus ke industri mineral itu tak lain karena mereka tahu strategisnya industri ini," ujar Toha dalam sebuah webinar, Rabu (17/3/2021).

Sedangkan di Indonesia, pengaturan kegiatan pengolahan berbasis mineral masih berada di level sub bagian, yakni di Direktorat Industri Logam, Ditjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kementerian Perindustrian.

"Bagaimana bisa kita keluar hasilkan kebijakan untuk industrialisasi berbasis mineral strategis kalau belum punya kelembagaan kuat di pemerintah. China punya kementerian sendiri, punya dana besar untuk kembangkan industri ini," katanya.

Toha melihat memang telah ada perbaikan dari kebijakan pemerintah untuk mendorong hilirisasi. Namun, masih perlu adanya penajaman dari pemerintah bahwa industri berbasis mineral ini menjadi prioritas.

"Ini masa depan dunia itu berbasis mineral. Kalau tidak bisa manfaatkan sebaik-baiknya, kita akan selalu kehilangan momentum," kata Toha.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Oktaviano DB Hana
Terkini