Alasan Menteri Trenggono Ngotot Budidaya Kerapu Hibrida Cantang

Bisnis.com,17 Mar 2021, 09:03 WIB
Penulis: Rio Sandy Pradana
Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono - Youtube Setpres

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) ingin terus mengembangkan potensi budidaya kerapu hibrida cantang di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur.

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan upaya ini dilakukan karena sudah menguasai teknologi budidayanya dan nilai jual komoditas tersebut juga tinggi.

"Budidaya kerapu hibrida ini perlu untuk terus didorong potensinya, karena selain keunggulannya yang menguntungkan, juga sejalan dengan visi KKP dalam membangun kelautan dan perikanan yang berdaya saing dan berkelanjutan untuk kesejahteraan masyarakat," kata Trenggono dalam siaran pers, Rabu (17/3/2021).

Selain itu, Menteri Trenggono juga menyampaikan Badan Layanan Umum (BLU) LPMUKP yang dimiliki KKP dapat memberikan akses pinjaman modal bagi para pembudidaya. Berdasarkan informasi yang dilansir dari BPBAP Situbondo, ikan kerapu merupakan salah satu komoditas hasil perikanan budidaya yang memiliki nilai ekonomis tinggi di pasar regional maupun internasional.

Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Slamet Soebjakto mengatakan aktivitas budidaya ikan kerapu yang dilakukan masyarakat ini merupakan peluang emas di masa pandemi Covid-19, karena dipastikan akan menggerakkan ekonomi masyarakat.

"Ini tentu sangat berpeluang untuk menggerakkan ekonomi masyarakat pesisir khususnya,” kata Slamet.

Sebagai informasi, Kerapu Hibrida Cantang merupakan kerapu hasil persilangan antara induk kerapu macan betina dengan kerapu kertang jantan.

Hal-hal yang menjadi keunggulan dari kerapu hibrida ini antara lain memiliki nilai ekonomis yang tinggi, serta dapat tumbuh lebih cepat dari induk aslinya, yaitu sekitar 500–600 gram dalam waktu 5–6 bulan dari ukuran tebar 10 cm di Keramba Jaring Apung (KJA). Hal itu sudah pasti akan memberikan keuntungan lebih bagi para nelayan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rio Sandy Pradana
Terkini