Daihatsu Ungkap Keuntungan dan Tantangan Kebijakan PPnBM 0 Persen

Bisnis.com,18 Mar 2021, 21:51 WIB
Penulis: Dionisio Damara
Pabrik PT Astra Daihatsu Motor yang bertempat di Sunter, Jakarta Utara. /ADMrn

Bisnis.com, JAKARTA – Kehadiran insentif Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) nol persen rupanya menghadirkan sejumlah keuntungan, sekaligus tantangan bagi PT Astra Daihatsu Motor.

Hendrayadi Lastiyoso, Marketing & Customer Relations Division Head PT Astra International-Daihatsu Sales Operation (AI-DSO), mengatakan insentif PPnBM 0 persen membuat pemesanan mobil Daihatsu yang masuk daftar penerima melambung.

“Pemesanan kendaraan Daihatsu yang mendapat insentif pada 1-17 Maret 2021 naik 233 persen alias 2,3 kali lebih banyak dibandingkan bulan sebelumnya,” ujarnya dalam konferensi pers virtual, Kamis (18/3/2021).

Daihatsu memiliki empat mobil yang masuk ke dalam daftar penerima insentif PPnbM, yakni Xenia, Terios, Gran Max MB, dan Luxio. Alhasil, pemesanan untuk keempat model itu meningkat 233 persen dibandingkan periode yang sama pada Februari 2021.

Perinciannya, surat pemesanan kendaraan (SPK) Xenia melejit 220 persen, Terios 253 persen, Gran Max MB 194 persen dan Luxio 197 persen.

Selain itu, mobil yang tidak mendapatkan relaksasi PPnBM ada lima model, yakni Gran Max PU, Gran Max BV, Sirion, Ayla, dan Sigra. Kelima mobil ini juga mengalami peningkatan pemesanan sebesar 133 persen dibandingkan bulan lalu.

Meningkatnya pemesanan kendaraan Daihatsu rupanya juga membawa sejumlah tantangan bagi pabrikan. Marketing Director PT ADM, Amelia Tjandra menyatakan bahwa tantangan itu berkaitan dengan kemampuan produksi perusahaan.

“Dampak buruknya jumlah permintaan tidak bisa dipenuhi segera, sehingga akan terjadi inden. Ada kemungkinan konsumen komplain, terutama mereka yang berharap beli langsung ada,” ujarnya Amelia.

Dia menjelaskan bahwa permintaan kendaraan yang mendadak tinggi tidak serta merta meningkatkan kemampuan produksi ADM di tengah pandemi Covid-19. Pasalnya, kegiatan produksi pabrik dibatasi oleh protokol kesehatan dan kesiapan dari pemasok lainnya.

“Untuk memenuhi permintaan yang melonjak memerlukan waktu. Karena karyawan di pabrik bekerja dengan protokol kesehatan, harus mengatur jarak, sehingga produksinya tidak seperti waktu normal. Belum terkait kesiapan pemasok,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ropesta Sitorus
Terkini