Bak Roller Coaster, Saham Bank Mini Bergerak Liar

Bisnis.com,18 Mar 2021, 13:24 WIB
Penulis: Annisa Sulistyo Rini
Karyawan beraktifitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (10/9/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Saham bank-bank kecil pada sesi perdagangan I hari ini, Kamis (18/3/2021) kompak memerah. Setidaknya, ada 9 saham bank yang terkoreksi, beberapa di antaranya menyentuh auto reject bawah (ARB).

Penurunan paling dalam dialami oleh saham PT Bank Bumi Arta Tbk. (BNBA) yang terkoreksi 6,93 persen ke level 3.090 dan menyentuh ARB. Selain itu, lima bank kecil lainnya juga memperlihatkan terhentinya pergerakan harga saham.

Kelima bank tersebut yaitu PT Bank Oke Indonesia Tbk. (DNAR) yang turun 6,92 persen, PT Bank Bisnis Indonesia Tbk. (BBSI) yang turun 6,84 persen, kemudian PT Bank Victoria Tbk. yang terkoreksi 6,84 persen, PT Bank IBK Indonesia Tbk. (AGRS) dengan koreksi 6,83, dan PT Bank Artha Graha Internasional Tbk. (INPC) dengan penurunan 6,47 persen. (lihat tabel)

SahamKoreksiHarga
BBYB-1,64600
BGTG-4,30178
BACA-5,19640
INPC-6,47260
AGRS-6,83750
BVIC-6,84218
BBSI-6,841.770
DNAR-6,92242
BNBA-6,933.090

Dalam beberapa minggu terakhir ini, Bursa Efek Indonesia (BEI) sering melakukan suspensi terhadap saham bank-bank kecil karena peningkatan harga yang signifikan.

Bahkan, pada 4 Maret 2021, Bursa menghentikan sementara perdagangan 7 saham bank kecil sekaligus. Ketujuh saham bank yang terkena suspensi saat itu yaitu BBHI, BKSW, AGRS, BMAS, BNBA, INPC, dan BACA.

Pada hari ini, otoritas bursa membuka kembali perdagangan saham BNBA setelah disuspensi sejak 4 Maret 2021. Sehari sebelum digembok, saham BNBA terbang 24,81 persen ke level 3.320.

Sebelum itu, suspensi terhadap saham BNBA juga sempat dilakukan pada 18 Februari 2021. Namun, keesokan harinya suspensi terhadap saham BNBA dibuka kembali mulai perdagangan sesi I tanggal 19 Februari 2021.

Pada hari perdagangan berikutnya, saham BNBA kembali disuspensi mulai sesi I perdagangan tanggal 22 Februari 2021. Selanjutnya, suspensi kembali dibuka mulai perdagangan sesi I tanggal 26 Februari 2021.

Dalam public expose insidentil yang digelar 23 Februari 2021, manajemen Bank Bumi Arta menjelaskan terkait kabar rencana Sea Group mengakuisisi Bank Bumi Arta. Dalam jawabannya, perseroan baru mengetahui kabar tersebut dari pemberitaan.

"Namun, dapat kami sampaikan bahwa belum ada informasi atau kejadian penting lainnya yang material dan dapat mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan serta dapat mempengaruhi harga saham," tulis perseroan dalam laporan hasil public expose insidentil.

Selain BNBA, BEI juga membuka gembok perdagangan saham AGRS yang disuspensi sejak 8 Maret 2021. sehubungan dengan terjadinya peningkatan harga kumulatif yang signifikan pada saham tersebut.

Sebelumnya, suspensi saham AGRS juga sempat dilakukan mulai perdagangan tanggal 4 Maret 2021. Keesokan harinya, suspensi kembali dibuka mulai perdagangan tanggal 5 Maret 2021.

Pada awal pekan ini, manajemen Bank IBK Indonesia menggelar public expose insidentil. Dalam paparannya, manajemen menyampaikan rencana pelaksanaan PUT III pada awal tahun 2021, dalam rangka rights issue.

Karyawan beraktivitas di galeri PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Selasa (6/10/2020). Bisnis/Arief Hermawan P

Perseroan akan menerbitkan saham baru sebanyak-banyaknya 7.283.801.239 lembar saham dengan harga pelaksanaan Rp170. Dari situ, dana yang diperoleh dari penambahan modal melalui PUT III sebesar Rp1,23 triliun.

Menanggapi harga saham bank kecil yang mulai terkoreksi setelah naik signifikan, Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada beberapa waktu lalu menyampaikan apresiasi saham bank-bank kecil hanya berdasarkan ekspektasi bukan realisasi kinerja.

"Perlu diingat bahwa kenaikan saham bank-bank ini terjadi secara tiba-tiba berdasarkan euforia semata dan euforia itu pun terjadi berlebihan. Maka, sangat wajar jika terjadi koreksi signifikan dan menyentuh ARB," katanya, Selasa (16/3/2021).

Dia menjelaskan bank-bank tersebut belum terbukti mampu menorehkan kinerja positif. Bahkan, ekspektasi bank-bank ini lebih signifikan pasca penyuntikan modal pun masih menjadi pertanyaan.

Reza menyampaikan bank-bank besar saat ini sudah terbukti mampu melakukan perbaikan digital baik dari segi operasional maupun layanannya. Di sisi lain, bank-bank kecil masih perlu melakukan pengembangan digital dari awal sehingga membutuhkan modal yang tidak sedikit.

Untuk berkompetisi dengan bank besar, bank-bank yang berkomitmen menjadi bank digital ini pun harus mengalokasikan dana yang tak sedikit dalam pemasarannya untuk menarik perhatian masyarakat.

"Pada saatnya mereka akan berkompetisi pada pasar yang sama, dan harus berhadapan dengan aturan perbankan yang ketat pula. Itu tidak mudah. Kalau dibilang ada yang gugur, ya bisa saja, tetapi tetap relatif. Tergantung kemampuan modal mereka," katanya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Sulistyo Rini
Terkini