Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia mulai mengapresiasi penurunan suku bunga dasar kredit (SBDK) yagng dilakukan oleh bank-bank pelat merah.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memaparkan spread SBDK terhadap suku bunga acuan BI 7 Days Reverse Repo Rate (BI7DRR) cenderung melebar dari sebesar 5,82% pada Januari 2020 menjadi sebesar 6,28% pada Januari 2021.
Suku bunga deposito lebih cepat dalam merespons penurunan suku bunga kebijakan, sehingga spread antara suku bunga SBDK dan suku bunga deposito 1 bulan juga mengalami kenaikan dari 4,86% menjadi 5,97%. Dari sisi kelompok bank, SBDK tertinggi hingga Januari 2021 tercatat pada bank-bank BUMN sebesar 10,80% diikuti oleh bank daerah 9,79%, bank swasta 9,46% dan bank asing 6,58%.
"Namun demikian, SBDK bank-bank BUMN diperkirakan akan menurun pada bulan Maret 2021 dengan rencana penurunan yang telah diumumkan. Bank Indonesia mengharapkan bank-bank lain juga dapat mempercepat penurunan suku bunga kredit sebagai upaya bersama untuk mendorong kredit/pembiayaan bagi dunia usaha dan pemulihan ekonomi nasional," katanya usai RDG BI, Kamis (18/3/2021).
Adapun, dia menyampaikan penurunan suku bunga kebijakan moneter dan longgarnya likuiditas mendorong suku bunga terus menurun. Hanya, penurunan suku bunga kredit perbankan perlu terus didorong.
Longgarnya likuiditas dan penurunan BI7DRR sebesar 150 bps sejak 2020 mendorong rendahnya rata-rata suku bunga PUAB overnight sekitar 2,96% selama Februari 2021. Suku bunga deposito 1 bulan juga telah menurun sebesar 189 bps (yoy) ke level 4,06% sejak Januari 2020 hingga Januari 2021.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel