Tak Mau Jadi P2P Biasa, Crowdo Tawarkan Nilai Tambah Bagi UMKM

Bisnis.com,19 Mar 2021, 00:59 WIB
Penulis: Aziz Rahardyan
Crowdo/dokumentasi

Bisnis.com, JAKARTA - Crowdo, platform peer to peer (P2P) lending besutan PT Mediator Komunitas Indonesia, semakin fokus untuk tak sekadar menjadi platform layanan pinjam-meminjam digital biasa di tengah persaingan industri yang semakin ketat. 

Reona Shimada, Group CEO Crowdo meyakini industri P2P yang pada awalnya lahir mengisi celah kekurangan lembaga pembiayaan konvensional, nantinya akan mulai terdisrupsi lagi dari dalam, tepatnya oleh platform-platform P2P yang memiliki nilai tambah.

"Terutama buat P2P 'tradisional' yang telah berhasil membangun skala besar, tetapi memiliki ketergantungan pada harga rendah, platform yang tidak menguntungkan, atau teknologi rendah yang dengan cepat membuat model bisnis ini menjadi komoditas dan tidak berkelanjutan atau unsustainable," jelasnya kepada Bisnis, Kamis (18/3/2021).

Oleh sebab itu, pria yang akrab disapa Leo ini sepakat bahwa ciri khas suatu platform lewat nilai tambah yang dimilikinya, bakal menjadi 'senjata' untuk
melawan fenomena ini.

"Maka, Crowdo memilih nilai tambah sebagai solusi teknologi. Karena kebutuhan UKM terkadang bukanlah pinjaman murah, tetapi mitra yang akan membantu mereka tumbuh. Inilah yang dimaksudkan dengan konsep Neobank kami, di mana kami menawarkan solusi digitalisasi untuk membantu meningkatkan produktivitas, dengan integrasi produk perbankan dan pembiayaan untuk membawa bisnis UKM ke tingkat berikutnya," tambahnya.

Sekadar informasi, Crowdo memang merupakan pionir platform berlisensi P2P yang mengakomodasi UMKM mendapat business account perbankan, dan mampu menyajikan integrasi layanan tersebut dengan pinjaman P2P.

Pengguna Crowdo bisa mengakses layanan pembukuan usaha digital secara gratis dari laman web, untuk mengelola semua invoice atau tagihan, pesanan pembelian secara digital, sekaligus menerima pembayaran, yang nantinya masuk ke akun bisnis perbankan milik pengguna itu sendiri.

Pengguna hanya akan dikenakan biaya apabila mengakses tiga layanan pinjaman P2P Crowdo yang proses pencairannya masuk ke akun bank bisnis milik pengguna. Antara lain, early payment untuk invoice financing dengan limit sampai US$50.000 dan tenor tiga bulan, paylater dengan limit sampai US$1.000 dan tenor satu bulan, serta business support untuk pembiayaan bisnis atau modal dengan dengan limit sampai US$100.000 dan tenor enam bulan.

Ke depan, Crowdo menargetkan layanan digital dalam platform bertambah dan beroperasi pada 2021, di antaranya platform manajemen biaya operasional usaha, platform pengaturan tagihan, dan platform penggajian karyawan.

"Strategi Neobank Crowdo ditujukan untuk mendigitalkan transaksi supply chain senilai Rp14 triliun yang terjadi di basis klien kami, dan menjembatani gap pembiayaan sebesar Rp2,36 triliun. Ini merupakan peluang bisnis yang masif dan peluang besar untuk mengangkat UKM yang menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia," tambahnya.

Leo menambahkan, inovasi teknologi adalah pembeda utama sekaligus pendorong kolaborasi Crowdo, yang masih memimpin dalam menggunakan kecerdasan buatan (AI) dalam penilaian kredit dan menawarkan pengalaman pengguna digital yang seamless. Harapannya, nilai tambah ini bisa berguna buat UMKM mitra Crowdo meningkatkan produktivitas, menghemat biaya, membangun wawasan pelanggan, dan mudah membangun bisnis sejak hari pertama.

"Solusi pembiayaan untuk membantu mereka tumbuh, tujuannya agar UKM memahami bahwa kami benar-benar adalah mitra bagi mereka. Buktinya, kami memiliki basis pelanggan yang sangat lokal, di mana hampir 90 persen UKM menjadi klien tetap," tutup Leo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ropesta Sitorus
Terkini