Korea Selatan Siap Luncurkan Satelit Observasi Luar Angkasa Terbaru

Bisnis.com,19 Mar 2021, 16:46 WIB
Penulis: Rezha Hadyan
Pemerintah telah menginvestasikan total 158 miliar won (US $ 139 juta) dalam proyek satelit sejak 2015, dengan pengembangan yang dipimpin oleh Korea Aerospace Research Institute (KARI). /Kari

Bisnis.com, JAKARTA - Korea Selatan akan meluncurkan satelit observasi ukuran sedang generasi berikutnya pekan ini sebagai upaya terbaru untuk meningkatkan industri luar angkasa dan mengembangkan teknologi luar angkasa sendiri.

Melansir The Korea Times pada Jumat (19/3/2021), satelit seberat 540 kilogram yang dimuat di Soyuz 2.1a Rusia akan lepas landas dari Kosmodrom Baikonur di Kazakhstan pada Sabtu (20/3/2021) pagi waktu setempat dan menghubungi Stasiun Satelit Svalbard di Norwegia setelah mencapai orbit targetnya, menurut Kementerian Sains dan TIK.

Dilengkapi dengan sistem sensor pencitraan yang dikembangkan oleh peneliti Korea Selatan, satelit tersebut akan melakukan misi observasi selama empat tahun pada ketinggian 497,8 kilometer di atas permukaan bumi.

Satelit ini dijadwalkan untuk memberikan video pengamatan Bumi yang tepat mulai pada Oktober 2021 setelah uji coba enam bulan.

Peluncuran yang direncanakan datang ketika Korea Selatan, yang relatif terlambat dalam perlombaan pengembangan ruang angkasa global, berusaha memperoleh teknologi ruang angkasa dalam negeri dan meningkatkan sektor terkait.

Pemerintah telah menginvestasikan total 158 miliar won (US $ 139 juta) dalam proyek satelit sejak 2015, dengan pengembangan yang dipimpin oleh Korea Aerospace Research Institute (KARI).

Kementerian sains mengatakan sebagian besar komponen inti dari muatan optik satelit dikembangkan oleh lembaga penelitian dan perusahaan Korea Selatan, termasuk Institut Penelitian Standar dan Sains Korea serta perusahaan IT pertahanan Hanwha Systems Co.

Korea Selatan bertujuan untuk meluncurkan satelit berukuran sedang dengan roketnya sendiri, menggunakan teknologi lokal, pada paruh kedua tahun 2023.

Negara ini dijadwalkan untuk meluncurkan roket Nuri yang dikembangkan secara lokal pertama dengan muatan tiruan pada bulan Oktober, di mana negara itu telah mengalokasikan hampir 2 triliun won sejak 2010.

Nuri akan menggantikan roket Naro Korea Selatan, yang mesin tahap pertamanya dibuat oleh Rusia. Roket Naro diluncurkan pada 2013.

Untuk menjaga momentum perkembangannya, Korea Selatan merencanakan peluncuran satelit skala menengah lagi tahun depan, dengan Korea Aerospace Industries Ltd. memimpin rancangannya ke produksi.

Pada akhir tahun lalu, Korea Selatan memiliki 17 satelit operasional, dibandingkan dengan Amerika Serikat dengan 1.897, China dengan 412 dan Rusia dengan 176, menurut Union of Concerned Scientists, sebuah organisasi nirlaba yang berbasis di AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fatkhul Maskur
Terkini
'