Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. mengklaim nilai restrukturisasi kredit telah menurun seiring dengan perbaikan usaha para debitur.
Corporate Secretary BRI Aestika Oryza Gunarto menyampaikan pada akhir Februari 2021, jumlah kredit yang restrukturisasi oleh BRI sehubungan dengan efek pandem Covid-19 mencapai Rp189,8 triliun.
Jumlah tersebut naik tipis dibandingkan dengan akhir tahun tahun lalu yang berjumlah Rp186,6 triliun. Namun, angkanya saat ini mulai mengalami penurunan bila dibandingkan dengan posisi puncak restrukturisasi pada September 2020 yang bernilai Rp193 triliun.
"Angka restrukturisasi ini kian membaik apabila dibandingkan dengan tahun lalu seiring dengan mulai menggeliatnya aktivitas ekonomi," katanya kepada Bisnis, belum lama ini.
Padda segmen kredit mikro dan kecil, lanjutnya, juga sudah mengalami perbaikan. Apalagi tingkat konsumsi masyarakat mulai membaik seiring dengan daya beli yang relatif terjaga.
Dia menuturkan Bank BRI pun akan tetap fokus mempertahankan pertumbuhan kredit positif tahun ini. Emiten berkode BBRI ini akan menyatakan akan tetap bertahan dengan strategi peningkatan UMKM naik kelas sekaligus ekspansi debitur-debitur baru unbankable yang banyak masuk selama masa pandemi tahun lalu.
"Penurunan jumlah pinjaman yang direstrukturisasi tersebut merupakan sinyal positif bahwa nasabah UMKM mulai bangkit," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel