Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah bank perkreditan rakyat (BPR) mulai menjajaki kerja sama dengan platform teknologi finansial peer to peer (fintech P2P) lending, setelah OJK menerbitkan petunjuk teknis terkait pelaksanaan kerja sama antara BPR dengan fintech P2P lending.
Komisaris Utama PT Bank Perkreditan Rakyat Lestari Alex Purnadi Chandra mengatakan perseroan sedang melakukan pembicaraan dengan salah satu fintech P2P lending. Harapannya kerja sama tersebut dapat mulai efektif pada semester I tahun ini.
Kerja sama tersebut akan menggunakan skema channeling, yaitu penyaluran kredit BPR kepada peminjam dilakukan melalui platform fintech lending dengan risiko kredit ditanggung oleh BPR, fintech lending memiliki kewenangan terbatas sesuai ketentuan dan perjanjian kerja sama dengan BPR.
Adapun jumlah plafon kredit yang akan disalurkan melalui fintech masih dibahas secara internal. Dia mengatakan plafon kredit yang diberikan memang belum besar karena penyaluran kredit melalui fintech merupakan yang pertama bagi perseroan.
Meski penyaluran kredit oleh fintech dikenal memiliki bunga tinggi, tetapi kata dia, skema channeling ini akan mampu memberikan bunga kredit yang kompetitif.
"Tergantung risk appetite kami, range-nya antara 12-16 persen per tahun," katanya, Senin (22/3/2021).
Sambil menunggu kerja sama dengan fintech lending efektif dimulai, perseroan memiliki inisiatif berupa Kredit Prima Bali Bangkit yang akan diluncurkan pada bulan ini. BPR Lestari menyiapkan likuiditas sebesar Rp1 triliun sebagai tambahan modal kerja pelaku usaha yang terdampak pandemi Covid-19 seperti pariwisata, hotel, restoran, dan retail.
"Kalau Rp1 triliun terserap seluruhnya, kami bisa tumbuh 20 persenan," katanya. Per Desember 2020, kredit BPR Lestari tercatat sebesar Rp3,92 triliun atau tumbuh 10 persen secara yoy.
Sementara itu, kolaborasi dengan fintech bukan menjadi hal baru bagi PT BPR Supra Artapersada. Sebab, Bank yang berpusat di Sukabumi itu telah berkolaborasi dengan fintech sejak 2018.
Direktur Utama BPR Supra Artapersada Andi Gunawan mengatakan perseroan saat ini sedang menyesuaikan kerja sama tersebut sesuai dengan petunjuk teknis dari OJK. "Kami sedang menyesuaikan dengan OJK," katanya.
Dalam diskusi pada September tahun lalu, disampaikan bahwa BPR Supra telah menggandeng enam fintech sebagai mitra dalam proses bisnisnya.
Dana yang telah disalurkan melalui mitra fintech sejak 2018 mencapai Rp78,7 miliar. Adapun, dana outstanding pada Agustus 2020 sebesar Rp25,7 miliar. Selanjutnya, kredit bermasalah masih tercatat 0 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel