AS Ragukan Akurasi Data Kemanjuran AstraZeneca

Bisnis.com,24 Mar 2021, 07:24 WIB
Penulis: Amanda Kusumawardhani
Ilustrasi vaksin AstraZeneca/istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Hanya berselang 1 jam setelah umumkan hasil uji klinis di Amerika Serikat, sebuah panel yang terdiri dari ahli medis justru meragukan akurasi data yang diberikan AstraZeneca Plc.

Pada Senin (22/3/2021), AstraZeneca mengumumkan vaksin buatannya efektif dalam menangkal covid-19 hingga 79 persen dari hasil uji klinis di Amerika Serikat (AS) yang melibatkan lebih dari 30.000 relawan.

Dilansir New York Times, Rabu (24/3/2021), panel yang disebut dengan Data and Safety Monitoring Board menuduh bahwa AstraZeneca hanya menyajikan data yang membuat vaksinnya terlihat lebih baik.

“Keputusan semacam ini yang mengikis kepercayaan publik terhadap proses ilmiah,” demikian tertulis dalam surat resmi dari panel tersebut.

Panel tersebut bahkan meminta National Institute of Allergy and Infectious Diseases untuk segera merilis pernyataan mengenai temuan itu.

Dalam pernyataan singkatnya, National Institute of Allergy and Infectious Diseases menyatakan dewan pemantau yang bertugas memastikan keamanan dan keakuratan data hasil uji klinis menemukan adanya data yang tidak lengkap terhadap kemanjuran vaksin tersebut.

Lembaga yang dipimpin oleh Anthony Faucy mendesak AstraZeneca untuk sefera memperbaiki data dan pengawasan keamanannya untuk memastikan data yang dilampirkan akurat dan up-to-date.

“Segera kembali ke DSMB [Data and Safety Monitoring Board] dan pastikan anda [AstraZeneca] memasukkan data yang benar ke dalam rilis pers,” katanya, dikutip dari Bloomberg.

Berdasarkan penilaian DSMB, vaksin AstraZeneca memiliki efikasi di kisaran 69 persen-79 persen. Tetapi, ketika perusahaan tersebut mengumumkan hasil uji klinisnya di AS, AstraZeneca tidak memasukkan kasus-kasus Covid-19 yang baru.

Merespons permintaan National Institute of Allergy and Infectious Diseases, AstraZeneca menyatakan perusahaan akan merilis data paling baru dari hasil uji klinis di AS dalam waktu 48 jam ke depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Amanda Kusumawardhani
Terkini