Bisnis.com, JAKARTA - Ekosistem uang elektronik (e-money) dan dompet digital (e-wallet) terbukti signifikan jadi pilihan transaksi para investor ritel pemula reksadana dan surat berharga negara (SBN).
Presiden Direktur OVO dan CEO PT Bareksa Portal Investasi Karaniya Dharmasaputra menggambarkan hal ini lewat data pilihan transaksi para pengguna di platform Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD) besutannya, Bareksa.
Menurutnya, salah satu kendala utama dari perkembangan investment, terutama untuk ritel, ada di sisi payment atau metode transaksi.
"Maka, di Bareksa setelah setahun ini menggandeng transaksi lewat OVO yang hampir seamless dan instant, direspon dengan sangat positif. Buktinya begitu kami mengadopsi uang elektronik, apabila sebelumnya mengandalkan transaksi bank, sekarang bergeser ke uang elektronik," jelasnya, ujarnya dalam diskusi virtual, Rabu (24/3/2021).
Karaniya mengungkapkan pada awal 2020, transaksi pembelian reksa dana di Bareksa lewat OVO baru 30-40 persen. Namun, sejak Juli 2020, transaksi lewat OVO melebihi 50 persen dan pada akhirnya ditutup 54,59 persen per Desember 2020.
"Sebagai pendalaman, OVO pun akhirnya menggandeng Bareksa untuk meluncurkan fitur OVO Invest sejak Januari 2021, dan sekarang sudah meraup lebih dari 200.000 pengguna baru. Sebagai catatan, jumlah nasabah reksa dana kita 3 juta lebih," jelasnya.
Karaniya menambahkan hal yang sama tercermin dari sumbangan platform besutannya ini dari sisi merangkul investor ritel SBN, yang menyentuh lebih dari 60.000 pengguna baru. Artinya, ekosistem fintech terbukti mampu ikut mengampanyekan dan mensukseskan program-program pemerintah di sektor investasi, yang harapannya signifikan membantu negara dari sisi perputaran dana dan pendapatan lewat pajak.
"Jadi ekosistem e-money bukan hanya bisa dimanfaatkan untuk membeli kopi atau bayar parkir. Tapi mereka bisa menjadi alat untuk mendorong pendalaman investasi khususnya di retail, di pasar modal, reksa dana, termasuk SBN," tambahnya.
Pria yang juga Sekretaris Jenderal Asosiasi Fintech Indonesia atau Aftech ini menambahkan OVO pun berupaya terus memperluas ekosistemnya di sektor elektronifikasi transaksi pemerintah daerah dan credit scoring. Untuk elektronifikasi transaksi Pemda, OVO telah melayani 105 kabupaten/kota, di antaranya menjadi kanal pembayaran pajak dan retribusi, Samsat, BPJS, hingga PDAM.
Adapun, layanan credit scoring akan diluncurkan untuk mempermudah lembaga keuangan untuk mengecek potensi calon nasabah, berdasarkan transaksi yang mereka lakukan di OVO, seperti pembayaran listrik, air, atau tagihan ponsel.
Terakhir, bukti fintech bisa digunakan beyond payment, bisa dilihat dari efektivitas program Prakerja dan semakin maraknya UMKM melek digital lewat transaksi e-money.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel