Subsidi Gaji Selesai, Angka Pengangguran di Australia Bertambah hingga 150.000 Orang

Bisnis.com,24 Mar 2021, 07:14 WIB
Penulis: Hadijah Alaydrus
Suasana di depan Opera House, Sydney, di tengah lockdown, Senin (23/3/2020)/ Bloomberg- Brendon Thorne

Bisnis.com, JAKARTA - Australia akan mengalami lonjakan lapangan kerja hingga 150.000 posisi ketika program subsidi gaji JobKeeper pemerintah berakhir akhir bulan ini.

"Kami terus memantau dengan cermat situasi di berbagai sektor dan berharap bahwa akhir program JobKeeper akan menyebabkan beberapa bisnis tutup dan pekerjaan hilang," kata Menteri Keuangan Steven Kennedy dalam pernyataan pembukaannya di panel parlemen, di Canberra.

“Namun, kami tetap yakin bahwa akan terus ada pemulihan berbasis luas di pasar tenaga kerja selama 2021.”

Kementerian Keuangan berpendapat bahwa saat ini merupakan momen tepat untuk mengakhiri program karena langkah-langkah dukungan lainnya mulai berlaku dan untuk memungkinkan ekonomi terus menyesuaikan.

Dia memperkirakan antara 100.000 hingga 150.000 penerima JobKeeper bisa kehilangan pekerjaan setelah menyelesaikan program. Kondisi ini menambahkan ketidakpastian di sekitar perkiraan.

JobKeeper adalah program dukungan Covid-19 khas pemerintah yang berusaha agar pekerja tetap terikat pada perusahaan mereka selama penguncian dan pembatasan pandemi lainnya melalui subsidi upah. Biayanya sekitar A$90 miliar atau US$68,7 miliar dan akan berakhir pada 28 Maret.

Pasar tenaga kerja Australia telah menguat karena pemulihan ekonomi semakin cepat, dengan tingkat pengangguran turun menjadi 5,8 persen pada Februari dari puncak pandemi sebesar 7,5 persen.

Kennedy yakin penyesuaian dari JobKeeper akan dapat dikelola dan lapangan kerja akan terus meningkat selama tahun ini, meskipun tingkat pengangguran bisa naik sedikit dalam beberapa bulan mendatang.

Dia juga membahas perkiraan Kementerian Keuangan tentang pekerjaan penuh waktu, yang diperkirakan tingkat pengangguran 4,5 persen - 5 persen, dibandingkan dengan tingkat sebelumnya 5 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hadijah Alaydrus
Terkini