Bisnis.com, JAKARTA - Industri perbankan akan diramaikan dengan kehadiran bank digital, terlihat dari sejumlah bank kecil yang bertransformasi menjadi bank digital.
Selain itu, bank besar seperti PT Bank Central Asia Tbk. juga memiliki bank digital melalui anak usahanya yakni PT Bank BCA Digital. Namun, tren bank digital tidak lantas diikuti bank besar lainnya.
Salah satunya PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. yang memutuskan untuk menempuh jalur digitalisasi pada layanannya, ketimbang membangun anak usaha untuk menjadi bank digital.
Direktur IT dan Operasi BNI YB Hariantono mengatakan perseroan sebagai bank konvensional tetap bisa berjalan cepat di tengah ramainya kemunculan bank digital. Bahkan, BNI telah memulai proses digitalisasi dalam layanan perbankan sejak 2016.
Menurutnya, opsi yang lebih visible untuk bank konvensional adalah melakukan digitalisasi pada layanan dan melakukan transformasi digital. Demikian pula yang dilakukan BNI yakni mendigitalisasi loan dan service-nya.
"Kalau kita bicara digitalisasi dari bank, ada tiga area. Pertama adalah mendigitalisasi bisnis proses agar proses lebih cepat. Kedua adalah membangun digital platform. Ketiga adalah open banking service ke ekosistem," katanya dalam webinar, Rabu (24/3/2021).
YB mengatakan BNI telah membangun platform digital dengan mentransformasikan mobile banking menjadi digital banking mengikuti selera pasar. Di samping itu, BNI juga terkoneksi dengan ekosistem digital dalam memasarkan produknya. Saat ini BNI telah memiliki 260 open API yang digunakan oleh sekitar 3.000 partner yang sudah terhubung.
"Kami sudah bertransformasi secara pelan-pelan dan sudah terhubung dengan ekosistem digital, sudah berjalan 5 tahun. Jadi, kalau Bank BUMN besar dipersepsikan lambat, kami justru leader di Open API," imbuhnya.
YB mengatakan untuk membangun bank digital perlu memiliki customer base. Sementara banyak sekali kasus bank digital yang memulai dari awal kesulitan mengambil basis pelanggannya.
Dia melihat beberapa bank digital seperti Tencent melalui WeBank, mampu berkembang sukses karena masuk dalam ekosistem yang sudah ada.
"Kalau tidak memiliki ekosistemnya, membuat bank yang baru lebih berat. Effort-nya jadi lebih besar jika tidak memiliki ekosistem," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel