Vaksinasi Gotong Royong Beri Dampak untuk Sektor Rill? Ini Kata Ekonom

Bisnis.com,25 Mar 2021, 20:29 WIB
Penulis: Rahmad Fauzan
Sentra Vaksinasi Indonesia Bangkit beroperasi setiap hari kerja, Senin - Jumat (kecuali hari libur) dari jam 08.00 - 16.00 dengan jatah kuota 500 vaksin per hari. /ANTARA

Bisnis.com, JAKARTA – Sektor manufaktur dinilai memiliki peluang pulih lebih besar jika program Vaksinasi Gotong Royong terlaksana sesuai dengan target.

Ekonom Universitas Indonesia (UI) sekaligus Direktur Eksekutif Next Policy Fithra Faisal Hastiadi mengatakan keberhasilan program tersebut akan berdampak signifikan terhadap pemulihan di sektor-sektor yang sangat terdampak oleh pandemi Covid-19.

"Keberhasilan program Vaksinasi Gotong Royong memiliki efek cukup besar bagi pemulihan sektor-sektor yang sangat terdampak oleh pandemi mengingat peluang pulihnya kepercayaan diri masyarakat cukup besar," ujar Fithra, Kamis (25/3/2021).

Sebab, sambungnya, efek positif tersebut akan memiliki multiplier effect terhadap industri lainnya yang juga sedang dalam masa pemulihan. Terutama, karena adanya potensi membaiknya konsumsi masyarakat kelas menengah ke atas.

Perlu diketahui, proses pemulihan dunia usaha sangat bergantung dengan progres vaksinasi. Program vaksinasi yang masif pun dinilai menjadi kunci bagi sektor tersebut untuk bisa keluar dari persoalan pandemi dan kembali pulih.

Sejauh ini, program vaksinasi yang telah berlangsung dinilai cukup mampu memberikan efek positifnya ke sektor riil. Diharapkan, dimulainya program Vaksinasi Gotong Royong mampu mengakselerasi program vaksinasi Covid-19 di Tanah Air.

Berdasarkan data terakhir industri manufaktur di Kementerian Perindustrian (Kemenperin), 3 sektor industri berhasil mencatatkan pertumbuhan positif sampai dengan kuartal ketiga tahun lalu, antara lain makanan dan minuman (mamin) 1,16 persen, perumahan dan perlengkapan rumah tangga 2,82 persen, serta kesehatan dan pendidikan 3,94 persen.

Selain itu, IHS Markit melaporkan Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia periode Februari berada di level 50,9. Kendati pun lebih rendah dari periode Januari dengan PMI di angka 52,2, kondisi manufaktur dalam negeri masih di level ekspansif.

Bahkan, Kemenperin meyakini sektor mamin mampu tumbuh 5 - 9 persen tahun ini. Terutama, karena terdorong oleh penjualan pada periode Ramadan-Lebaran yang diperkirakan melonjak seiring dengan sudah berjalannya program vaksinasi pemerintah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Amanda Kusumawardhani
Terkini