Permudah Investasi, Bibit Luncurkan Fitur Autodebit dengan GoPay

Bisnis.com,25 Mar 2021, 18:22 WIB
Penulis: Wibi Pangestu Pratama
Fitur gobills di aplikasi Gojek/BisnisTV

Bisnis.com, JAKARTA — PT Bibit Tumbuh Bersama bekerja sama dengan jasa uang elektronik GoPay meluncurkan fitur investasi autodebit. Pembelian investasi reksa dana dapat diatur secara otomatis melalui pemotongan saldo GoPay, mulai dari Rp10.000 tanpa biaya transfer.

CEO Bibit Sigit Kouwagam menjelaskan bahwa pengguna aplikasinya sudah terbiasa melakukan investasi dengan transaksi melalui GoPay. Tercatat bahwa nilai transaksi GoPay untuk investasi naik hingga tujuh kali lipat selama pandemi Covid-19, termasuk di Bibit.

Selama setahun terakhir, jumlah pengguna Bibit tercatat meningkat hingga 10 kali lipat. Pada 2020, lebih dari 1 juta investor pemula bergabung dengan aplikasi Bibit, dan kebanyakan dari mereka menggunakan GoPay untuk transaksi pertamanya.

Kondisi itu pun menjadi peluang besar bagi Bibit dalam menyediakan pengalaman investasi secara rutin. Perseroan pun menggandeng GoPay dalam meluncurkan fitur autodebit melalui GoPay AutoPay.

“Kami harap pengguna bisa menikmati pengalaman investasi rutin secara otomatis dan enggak ribet untuk mencapai tujuan mereka. Mereka bisa fokus dengan kegiatan sehari-hari karena investasi sudah secara otomatis di aplikasi Bibit,” ujar Sigit pada Kamis (25/3/2021).

Melalui fitur baru itu, pengguna Bibit dapat menjadwalkan pembelian investasi reksadana secara otomatis melalui pemotongan saldo GoPay. Pengguna dapat mengatur investasinya dengan rutin secara bulanan, mingguan, bahkan harian yang dimulai dari Rp10.000.

Head of Marketing GoPay Fibriyani Elastria menjelaskan bahwa fitur autodebit membuat investasi tidak akan terkendala lagi oleh padatnya aktivitas sehari-hari. Hal tersebut dapat mendukung tercapainya tujuan finansial setiap orang.

“Kami harap dengan hadirnya fitur ini masyarakat dapat semakin merasakan praktisnya berinvestasi, sehingga lebih banyak lagi masyarakat Indonesia yang aktif berinvestasi di pasar modal di tengah kesibukan masing-masing demi perencanaan keuangan yang lebih baik," ujar Fibriyani.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), jumlah investor ritel di Indonesia tumbuh hingga 56 persen (year-on-year/yoy) sepanjang 2020. Dari peningkatan itu, 92 persen investor baru datang dari segmen usia 21–40 tahun.

Meskipun terjadi peningkatan yang signifikan, partisipasi masyarakat Indonesia di pasar modal masih terbilang rendah. Kurang dari 2 persen masyarakat Indonesia yang sudah berinvestasi di bursa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ropesta Sitorus
Terkini