Menhub Curhat ke Presiden Jokowi Soal Kondisi Pelabuhan Ambon

Bisnis.com,25 Mar 2021, 14:04 WIB
Penulis: Anitana Widya Puspa
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengikuti Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan komisi V DPR, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (3/2/2021). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi memaparkan sejumlah persoalan krusial yang ada di Pelabuhan Ambon kepada Presiden Joko Widodo dan pentingnya pembangunan pelabuhan baru yang terintegrasi dalam tinjauan bersama pada Kamis (25/3/2021).

Menhub menuturkan pembangunan pelabuhan baru di Ambon sangat diperlukan mengingat lokasi Pelabuhan Ambon berada di daerah pusat perdagangan, pemukiman dan fasilitas umum perkotaan lainnya, sehingga sulit dikembangkan karena area lahan yang terbatas.

Selain itu, tuturnya, sejumlah kondisi lainnya yang menjadi risiko permasalahan yaitu pelabuhan kargo dan peti kemas existing akan mencapai kapasitas maksimum dalam 10–15 tahun ke depan. Di sisi lain teluk Ambon sebagai akses pelayaran keluar dan menuju pelabuhan sangat padat serta Pelabuhan perikanan yang telah mencapai kapasitas maksimum.

“Dengan adanya kondisi tersebut, maka diperlukan pembangunan Pelabuhan Ambon Terpadu sebagai pusat pertumbuhan industri pengolahan ikan dan konsolidasi kargo dari wilayah Indonesia Timur,” ujarnya, Kamis (25/3/2021).

Menteri yang akrab disapa BKS tersebut ingin mendukung ekspor perikanan dengan mendorong konektivitas antara Indonesia dan Australia khususnya konektivitas langsung dari Maluku ke Australia.

"Pak Presiden ingin agar hasil produksi ikan yang dikirim/ekspor sudah berupa produk olahan seperti ikan asap, sashimi, ikan kaleng, dan lainnya. Di sini daerah penghasil ikan yang tinggi/potensial, tinggal secara tata niaga dan pengembangan teknologi informasi diperbaiki agar masyarakat sekitar yang mendapat manfaatnya," ujarnya.

Menhub mengungkapkan pembangunan infrastruktur dasar dari pelabuhan baru ini akan dibangun menggunakan APBN. Selanjutnya, untuk pembangunan infrastruktur tambahannya akan dilakukan menggunakan skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).

Konsep pembangunan pelabuhan baru mengusung konsep pelabuhan yang terintegrasi yang memiliki terminal peti kemas internasional dan domestik, terminal roro, pelabuhan perikanan (TPI dan tempat pengolahan ikan), kawasan industri logistik, terminal LNG dan power plant, dengan panjang total dermaga 1.000 m (ultimate).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rio Sandy Pradana
Terkini