Ada Kabel Bawah Laut, Harga Bandwidth Internasional Makin Murah

Bisnis.com,29 Mar 2021, 18:56 WIB
Penulis: Leo Dwi Jatmiko
Pekerja melakukan proses bongkar muat kabel serat optik proyek Palapa Ring Paket Timur di Depo PT. Communication Cable Systems Indonesia (CCSI), Cilegon, Banten, Selasa (5/6/2018)./JIBI-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA – Pengamat telekomunikasi menilai hadirnya Sistem Komunikasi Kabel Bawah Laut (SKKL) konsorsium Facebook-Google dengan perusahaan telekomunikasi Indonesia, akan membuat beban operator telekomunikasi untuk sewa lebar pita internasional semakin murah.   

Selain itu, layanan Google dan Facebook akan semakin prima dan stabil di Tanah Air.

Ketua Bidang Industri 4.0 Mastel Teguh Prasetya mengatakan dalam membangun SKKL, umumnya perusahaan yang terlibat dalam konsorsium adalah perusahaan yang bergerak di bidang telekomunikasi. Bedanya, saat ini penyedia layanan Over The Top (OTT), ikut terlibat dalam konsorsium tersebut.

Teguh mengatakan dengan dibangunnya SKKL hasil kolaborasi perusahaan telekomunikasi dengan OTT, maka Facebook memiliki jalur alternatif infrastruktur jaringan.

Biasanya, jaringan SKKL OTT melewati Jepang- Hongkong –Indonesia. Dengan jalur baru ini, OTT akan langsung menggelar jaringan dari Amerika Utara ke Indonesia dan Singapura. Dampaknya, OTT memiliki sistem cadangan  yang membuat layanan mereka makin tangguh.  

“Pembangunan jalur yang berbeda sehingga jika di Jepang ada gempa bumi, ada sistem cadangan yang membuat layanan Google dan Facebook tetap terjaga. Kedua, menambah kapasitas,” kata Teguh kepada Bisnis, Senin (29/3).

Dia mengatakan dengan dua rute SKKL yang berbeda, maka secara kapasitas data yang masuk ke Tanah Air akan makin besar, dan layanan makin prima.

Teguh juga berpendapat hadirnya SKKL yang langsung mendarat ke Indonesia akan membuat biaya sewa lebar pita atau bandwidth internasional yang biasa dikeluarkan operator menjadi makin murah, karena kapasitas makin besar dan banyak.  

“Semua konten yang membutuhkan interkoneksi ke luar negeri harusnya makin murah. Seberapa murah? Tergantung dari kapasitas. Jika besar kapasitasnya maka akan makin murah,” kata Teguh.   

Sementara itu, Ketua Bidang Network dan Infrastruktur Indonesian Digital Empowerment Community (IDIEC) Ariyanto A. Setyawan mengatakan dengan menarik langsung SKKL ke Indonesia, maka isunya akan beralih ke keamanan data untuk bisnis konten.

Google dan Facebook tidak perlu menempatkan pusat data yang terlalu besar di Indonesia karena telah memiliki kabel yang dapat menyalurkan data langsung ke pusat data mereka di Amerika Utara.

“Dari sisi kedaulatan pusat datanya tidak ada lagi di Indonesia,” kata Ariyanto.

Ariyanto menilai nantinya pusat data Google dan Facebook di Indonesia hanya sekadar pusat data ‘seadanya’, adapun pusat data yang berkaitan dengan bisnis konten akan berada di negara lain.

Sebelumnya, dilansir dari Reuters, Senin (29/3)  Facebook menyatakan akan menggelar dua kabel bawah laut untuk menghubungkan Amerika Utara, Singapura, dan Indonesia. Dua kabel yang memiliki nama  Echo dan Bifrost itu akan menggunakan rute baru, yang melintasi Laut Jawa.

Wakil Presiden Jaringan Investasi Facebook Kevin Salvadori mengatakan Facebook akan bekerja sama dengan Alphabet Google dan XL Axiata untuk membangun Echo. Proyek ini ditargetkan rampung pada 2023.

Kemudian untuk membangun Bifrost, Facebook memilih berkolaborasi dengan anak perusahaan yaitu PT Telkom Indonesia Tbk. (TLKM), yakni PT Telekomunikasi Indonesia Internasional (Telin) dan Keppel, dengan proyeksi pada 2024 selesai pembangunan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Muhammad Khadafi
Terkini
'