Perang Layanan Digital, Multifinance Mulai Rogoh Kocek Buat Investasi TI

Bisnis.com,29 Mar 2021, 20:30 WIB
Penulis: Aziz Rahardyan
Ilustrasi leasing kendaraan bermotor/www.raceworld.tv

Bisnis.com, JAKARTA - Pemain industri pembiayaan (multifinance) mulai saling berlomba memanfaatkan layanan digital, memanfaatkan momentum tren serba online di kalangan masyarakat Indonesia.

Kepala Departemen Pengawasan IKNB 1A Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dewi Astuti mengungkap adaptasi digital merupakan keniscayaan multifinance untuk bertahan dari ancaman industri teknologi finansial atau pun bank digital.

Berdasarkan proyeksi OJK, layanan digital merupakan indikator penting agar penyaluran pembiayaan baru industri bisa tumbuh 4,5 sampai 7 persen, di samping faktor eksternal seperti bangkitnya perekonomian nasional dan meredanya pandemi.

"Bisa dikatakan, adaptasi dengan teknologi melalui layanan digital oleh perusahaan pembiayaan [PP] salah satu faktor yang akan mendorong PP dapat memberikan layanan maksimal kepada pelanggan. Adaptasi ke digital saat ini suatu keniscayaan pada saat ini kalau mau berkembang," ujarnya, Senin (29/3/2021).

Namun demikian, Dewi mengakui beberapa PP terbilang bakal lebih diuntungkan untuk lebih cepat beradaptasi menghadapi fenomena ini. Terutama, yang telah memiliki basis permodalan yang kuat dari induk usahanya, punya jaringan luas, serta telah didukung dengan infrastruktur dan SDM berteknologi tinggi.

CEO PT Indomobil Finance Indonesia Gunawan Effendi mengungkap bahwa pihaknya memfokuskan investasi dari segi SDM, serta menggandeng pihak ketiga dalam penerapan layanan digital lain, terutama terkait pameran produk-produk pembiayaan.

"IMFI mempersiapkan banyak tenaga IT untuk maintenance dan develop program-program baru terkait digitalisasi. Untuk financing atau online expo pun kami bekerja sama dengan beberapa vendor. Fokus digital kami masih kepada aspek kedekatan hubungan atau engagement dengan dealer dan nasabah, sebelum nantinya dilanjutkan dengan hubungan bisnis pembiayaan," jelasnya.

Sebagai contoh, anak usaha PT Indomobil Multi Jasa Tbk. (IMJS) ini akan menyelenggarakan Financing Expo pada April 2021 mendatang untuk meraup pangsa pelanggan yang berminat mengambil pembiayaan kendaraan bermotor secara online.

Direktur Utama PT BCA Finance Roni Haslim mengungkap hal serupa, di mana investasi buat digitalisasi masih difokuskan untuk mekanisme internal pembiayaan. Belum menyentuh aspek user experience langsung kepada nasabah.

"Saat ini kami lebih fokus otomasi dan digitalisasi proses internal karena menurut saya, untuk beli mobil baru, layanan digital baru efektif sampai tahap iklan jualnya saja yang sudah bisa full online, seperti pameran atau marketplace. Namun, untuk beli mobilnya secara riil, masih belum, masih butuh ada kegiatan tatap muka," ungkapnya.

Sedikit berbeda, PT CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) justru telah jauh hari bersiap menggelontorkan investasi di sektor TI, yakni sejak 2019 yang notabene sebelum pandemi.

Presiden Direktur CNAF Ristiawan Suherman menjelaskan hal ini demi mempersiapkan target menggelar layanan branchless operation dan full digital acquisition pada 2022.

Terkini, CNAF telah merealisasikan beberapa layanan digital yang sudah bisa digelar pada 2021. Antara lain, kerja sama dengan platform digital signature, yang memungkinkan aplikasi kredit nasabah dilakukan tanpa kertas dan tanda tangan basah.

Selain itu, CNAF juga telah mengakomodasi digital acquisition dari platform mobile, new loan origination system, approval portal secara digital, adanya online auction atau lelang online, digital costummer services, flexible workplace, dan digital referral acquisition lewat platform Sahabat CNAF.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Sulistyo Rini
Terkini