IHSG Terkoreksi Tipis, Asing Borong Saham ANTM dan BMRI

Bisnis.com,30 Mar 2021, 09:05 WIB
Penulis: Ika Fatma Ramadhansari
Karyawan melintas di dekat papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (8/3/2021). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) bergerak melemah pada awal perdagangan hari Selasa (30/3/2021), setelah terkoreksi pada perdagangan sebelumnya.

IHSG terpantau melemah 0,25 persen atau 15,47 poin ke level 6.151,34 pada pukul 09.06 WIB setelah dibuka terkoreksi tipis 0,05 persen atau 3,1 poin ke level 6.163,72.

Sebanyak 141 saham menguat, 116 melemah, dan 164 stagnan pada awal perdagangan hari ini.

Investor asing mencatat aksi beli bersih atau net buy pada awal perdagangan sebesar Rp37,45 miliar, dengan akumulasi terbanyak pada saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) sebesar RP15,7 miliar.

Menyusul setelahnya, investor asing juga mengincar saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) dengan net buy Rp2,7 miliar

Pada perdagangan Senin (29/3/2021), IHSG ditutup di level 6.166,82 setelah terkoreksi 0,46 persen atau 28,75 poin. Sepanjang perdagangan, IHSG bergerak dalam kisaran 6.165,55-6.230,99.

Kemarin sebanyak 204 saham ditutup menguat, 287 saham melemah, sedangkan 144 saham stagnan. Pada penutupan total transaksi mencapai Rp10,44 triliun, dengan aksi jual bersih atau net sell investor asing senilai Rp45,64 miliar.

Saham-saham pada sektor Teknologi, Properti, serta Kesehatan turun melemah masing-masing 2,42 persen, 1,09 dan 1,58 persen.

CEO PT Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya mengungkapkan IHSG terlihat sedang berusaha keluar dari rentang konsolidasi wajarnya.

"Namun selama IHSG tidak dapat dipertahankan di atas resisten level terdekat maka peluang koreksi wajar masih terbuka lebar," paparnya kepada Bisnis, dikutip Selasa (30/3/2021).

Terlepas dari hal di atas, mengingat para investor asing masih mencatatkan capital inflow secara tahun berjalan atau year to date (ytd), William tetap optimis.

Menurutnya hal tersebut menunjukkan kepercayaan investor terhadap pasar modal Indonesia. Sehingga jika terjadi koreksi wajar pada investor, maka bisa memanfaatkan momentum untuk melakukan akumulasi pembelian dengan target jangka pendek.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Aprianto Cahyo Nugroho
Terkini