Solidaritas Vaksin, Negara-Negara Uni Eropa Sulit Lakukan Ini

Bisnis.com,02 Apr 2021, 16:43 WIB
Penulis: Dany Saputra
Ilustrasi/Antara

Bisnis.com, JAKARTA – Uni Eropa mengalami kesulitan untuk menunjukkan solidaritas di antara negara-negara anggota terkait dengan vaksinasi Covid-19.

Hal tersebut terlihat setelah seminggu negosiasi mengenai distribusi dosis tambahan pada Jumat (2/4/2021).

Lima negara Uni Eropa yang paling kesulitan dalam melangsungkan vaksinasi diberikan dosis tambahan dari sebuah aliansi berjumlah 19 negara lain.

Namun, tiga negara yang tidak termasuk bagian dari kesepakatan, menunjukkan kesulitan melakukan kompromi politik ketika kasus Covid-19 kembali melonjak.

Dilansir dari ABC News, Jumat  (2/4/2021), pada pertemuan EU pekan lalu, Kanselir Austria mengkritisi alokasi vaksin dalam blok yang beranggotakan 27 negara tersebut.

Menurutnya, beberapa negara menerima lebih banyak jumlah vaksin dari jatah sehingga mengorbankan negara lain.

Pemimpin EU gagal menyepakati suatu mekanisme koreksi dan meninggalkannya kepada masing-masing perwakilan anggota.

Pada Kamis malam, sebuah kesepakatan dicapai untuk mindistribusikan gelombang awal dosis vaksin Pfizer-BioNTech untuk negara penerima Bulgaria, Kroasia, Estonia, Latvia, dan Slovakia. Masing-masing menerima jumlah besar secara proporsional.

Sementara Austria, Republik Ceko, dan Slovenia tidak mendapatkan jatah dosis tambahan.

“Kami berterima kasih untuk usaha yang luar biasa ini dan solidaritas dari para negara anggota EU (Uni Eropa),” kata Perdana Menteri Latvia Krisjanis Karins, seperti dilansir ABC dari Associated Press.

Dia mengatakan dosis tambahan tersebut “akan membawa kita lebih dekat kepada tujuan bersama—imunitas kolektif di seluruh Uni Eropa.”

Di bawah program pengadaan bersama yang dibuat European Commission, dosis vaksin dialokasikan secara seimbang (pro rata basis), namun beberapa negara mengambil kurang dari jatahnya.

Mayoritas negara anggota Uni Eropa beranggapan sistem tersebut bekerja dengan baik. Namun, mereka mengatakan beberapa negara membuat kesalahan karena fokus pada vaksin AstraZeneca ketimbang mendiversifikasi portofolio vaksin.

Vaksin AstraZeneca lebih murah dan lebih mudah untuk diurus daripada Pfizer-BioNTech atau Moderna.

Secara keseluruhan, Uni Eropa terus tertinggal di belakang negara-negara seperti Inggris dan Amerika Serikat dalam urusan vaksinasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Saeno
Terkini