Harga Gabah di Lampung Turun, Tapi Nilai Tukar Petani Naik

Bisnis.com,02 Apr 2021, 00:48 WIB
Penulis: M. Syahran W. Lubis
Ilustrasi petani menampi gabah./Antara

Bisnis.com, JAKARTA – Rata-rata harga gabah kering panen (GKP) di Provinsi Lampung di tingkat petani pada Maret 2021 menurun, tetapi nilai tukar pertani (NTP) di daerah itu meningkat untuk periode tersebut.

Sebagaimana dilansir laman resmi Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung pada Kamis (1/4/2021), rata-rata harga GKP di provinsi tersebut bulan lalu menurun 14,39 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Menurut BPS Lampung, harga gabah tertinggi di tingkat petani pada Maret 2021 mencapai Rp4.800 per kg pada gabah kualitas GKP dengan Varietas Ciherang yang terdapat di Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Pringsewu.

Harga gabah terendah tercatat Rp3.700 per kg pada gabah kualitas GKP dengan Varietas Ciherang dan Inpari32 terdapat di Kecamatan Purbolinggo, Kabupaten Lampung Timur, dan Kecamatan Seputih Raman, Kabupaten Lampung Tengah.

“Harga tersebut berada dibawah harga pembelian pemerintah (HPP) yaitu Rp. 4.200,00 per kg,” demikian pernyataan BPS Provinsi Lampung.

Di tingkat penggilingan, harga gabah tertinggi Rp4.900 per kg pada gabah kualitas GKP dengan Varietas Ciherang terdapat di Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Pringsewu.

Sementara itu, harga gabah terendah kelompok kualitas GKP yaitu Rp3.800,00 per kg dengan Varietas Inpari32 terdapat di Kecamatan Seputih Raman, Kabupaten Lampung Tengah. Harga tersebut di bawah HPP Rp4.250 per kg.

Di sisi lain, NTP Provinsi Lampung Maret 2021 naik 1,14 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Untuk setiap subsektor tercatat NTP padi dan palawija (NTP-P) (89,61), hortikultura (NTP-H)(99,03), tanaman perkebunan rakyat (NTP-Pr) (106,60), peternakan (NTP-Pt) (98,88), perikanan tangkap (104,51), dan perikanan budi daya (100,62) dengan NTP Lampung tercatat 97,85.

Pada Maret 2021, subsektor yang mengalami kenaikan indeks antara lain tanaman perkebunan rakyat, peternakan, perikanan tangkap, dan perikanan budi daya.

Subsektor lainnya mengalami penurunan indeks, yaitu pada komoditas subsektor tanaman padi dan palawija dan hortikultura, seperti pada harga beberapa jenis palawija dan sayur-sayuran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: M. Syahran W. Lubis
Terkini