Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan pembiayaan PT Mandiri Tunas Finance (MTF) optimistis subsidi pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) mobil baru bakal membawa berkah terhadap kinerja penyaluran kredit periode April 2021.
Seperti diketahui, pemerintah memberikan subsidi PPnBM untuk mobil baru jenis sedan dan 4x2, dengan mesin di bawah 1.500 cc, serta memiliki local content 70 persen.
Kebijakan ini telah berlaku per 1 Maret 2021 dan direncanakan memiliki tiga tahapan insentif per tiga bulanan. Awalnya, 100 persen ditanggung pemerintah, kemudian berkurang hingga 50 persen, dan tahap terakhir tinggal 25 persen saja.
Direktur MTF William Francis menjelaskan bahwa kinerja penyaluran pembiayaan MTF sepanjang Maret 2021 tercatat meningkat ketimbang Februari 2021, dan terbilang menjadi yang terbesar setelah pandemi.
"Secara overall, pembiayaan MTF di bulan Maret 2021 naik 22 persen dibandingkan Februari 2021. Kenaikan memang didorong dari jenis mobil yang disubsidi PPnBM, dan paling banyak di merk Toyota kenaikannya," ujarnya kepada Bisnis, Jumat (2/4/2021).
Sebagai gambaran, MTF memiliki kinerja penyaluran rata-rata bulanan sebelum pandemi di kisaran Rp2,4 triliun. Namun, selama pandemi anjlok sampai menyentuh Rp460 miliar saja di Mei 2020, dan baru mulai kembali pulih sejak awal 2021 di kisaran Rp2 triliun per bulan.
Oleh sebab itu, menilik masih berlangsungnya subsidi PPnBM ditambah momentum Ramadhan pada periode April 2020 ini, MTF optimistis bahwa kinerja penyaluran akan kembali melonjak, sehingga mengantarkan MTF mencapai kinerja bulanan seperti sebelum pandemi.
"Proyeksi kami di April ini, kami melihat masih ada tren kenaikan karena demand-nya masih tinggi, data pipeline kami naik lebih dari 25 persen, mudah-mudahan berjalan lancar," tambah William.
Sekadar informasi, anak usaha PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (51 persen) bersama emiten perdagangan otomotif PT Tunas Ridean Tbk. (49 persen) ini mencatatkan kinerja penyaluran pembiayaan selama 2020 di angka Rp16,7 triliun.
MTF tengah membidik pembiayaan baru di semua lini usahanya mencapai sekitar Rp20 triliun pada 2021, atau naik sekitar 20 persen, dengan komposisi kredit kendaraan roda empat baru (80 persen), multiguna atau dana tunai (10 persen), dan pembiayaan alat-alat berat untuk badan usaha (10 persen).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel