Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat masih akan mencari opsi pendanaan di luar dana pihak ketiga (DPK), seperti obligasi pada tahun ini.
Strategi tersebut dilakukan untuk membiayai kebutuhan permintaan kredit di daerah yang diperkirakan lebih agresif pada tahun ini.
Direktur Operasional & IT Bank Sulselbar Irmayanti Sulthan mengatakan pada tahun lalu perseroan telah melunasi obligasi jatuh tempo sekitar Rp1,3 triliun. Selanjutnya, perseroan menyiapkan untuk menerbitkan obligasi melalui Penawaran Umum Berkelanjutan pada tahun ini.
Baca Juga : Bank Sulselbar dan BPD DIY Siap Tebar Dividen |
---|
Total nilai PUB saat ini masih dikaji untuk diajukan persetujuan pemegang saham. Namun, perseroan menargetkan penerbitan surat utang dapat dilakukan sekitar Juni-Agustus 2020 atau awal semester II.
"Tahun ini kami rencana penerbitan PUB 3 tahap 1, tapi sementara dikaji size-nya untuk diajukan persetujuan pemegang saham," katanya pada pekan lalu.
Sebelumnya pada 2020, Bank Sulselbar menerbitkan obligasi berkelanjutan II tahap II tahun 2020 dengan jumlah pokok Rp750 miliar yang terbagi dalam dua seri, yaitu seri A dengan jumlah pokok Rp358 miliar dan tingkat bunga tetap sebesar 8 persen per tahun dengan tenor 3 tahun, serta seri B dengan jumlah pokok Rp392 miliar dan tingkat bunga tetap sebesar 8,75 persen per tahun dengan tenor 5 tahun.
Baca Juga : Menilik Rencana Bisnis Bank Sulselbar pada 2021 |
---|
Irmayanti mengatakan strategi pendanaan di luar DPK tersebut, digunakan untuk membiayai ekspansi kredit perseroan. Apalagi Bank Sulselbar memasang target pertumbuhan kredit lebih agresif pada tahun ini, yakni tumbuh 10-11 persen secara year on year.
Angka tersebut lebih tinggi pertumbuhan kredit pada tahun lalu sekitar 6,7 persen secara yoy. Berdasarkan laporan keuangan publikasi, Bank Sulselbar mencatatkan kredit senilai Rp18,63 triliun hingga 31 Desember 2020.
Menurutnya, perseroan memasang target lebih agresif dibandingkan tahun lalu karena kondisi ekonomi Sulsel menunjukan pemulihan yang cukup baik.
"Tahun ini kami lebih agresif dari tahun lalu karena kondisi ekonomi Sulsel recover-nya cukup baik. Target growth 10-11 persen, tahun lalu growth-nya 6,7 persen," sebutnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel