Bisnis.com, JAKARTA -- Perbankan masih melihat penyaluran kredit sektor konstruksi cukup potensial pada pemulihan tahun ini.
Adapun, sektor konstruksi mendapatkan tekanan dari pandemi Covid-19. Hal ini setidaknya terlihat dari kinerja perusahaan konstruksi sepanjang tahun lalu. Misalnya saja, PT Waskita Karya (Persero) Tbk. yang membukukan rugi senilai Rp7,3 triliun pada 2020, sedangkan PT Adhi Karya (Persero) Tbk. mengalami koreksi laba sebesar 96,39 persen.
Direktur Kredit PT Bank Mega Tbk. Madi D. Lazuardi mengatakan perseroan terus menganalisa kebutuhan dan kualitas fasilitas kredit nasabah besar pada tahun ini.
Dia mengakui perseroan termasuk salah satu bank yang akan memanfaatkan perbaikan kinerja sektor konstruksi untuk mendongkrak intermediasi. Namun, dia memastikan peningkatan kinerja akan dilakukan secara terukur sambil tetap menjaga kualitasnya.
Lagi pula, dia menyampaikan kinerja kredit awal tahun masih belum terlalu kuat, sehingga belum banyak proyek besar yang bisa dibiayai termasuk dengan skema sindikasi.
Kendati demikian, dia berharap kondisi akan lebih baik pada kuartal kedua tahun ini. Banyak proyek pemerintah dan swasta yang sudah masuk pipeline dan bisa menjadi channel pembiayaan sindikasi perseroan.
"Kuartal depan mungkin baru ada pembahasan kredit sindikasi untuk proyek pemerintah yang jumlahnya besar. Namun, tetap kami fokus jalan tol," katanya saat dihubungi, Selasa (6/4/2021).
Secara umum, Madi menyampaikan kinerja fungsi intermediasi tahun ini akan berbalik positif. Perseroan berharap perbaikan kinerja ekonomi sekaligus beberapa sektor potensial seperti infrastruktur.
Perbaikan ekonomi tahun ini akankan lebih cepat, sehingga MEGA pun memiliki beberapa sektor dan debitur potensial yang berpeluang melakukan penyerapan kredit baik tahun ini.
"Sebenarnya, tahun ini masih ada beberapa tantangan, tetapi kredit bisa lebih baik. Kami masih tetap berharap sektor korporasi, khususnya pada proyek infrastruktur, baik pemerintah maupun swasta. Ada juga beberapa korporasi yang cukup dapat bertahan karena mampu diversifikasi tahun lalu," jelasnya.
Corporate Secretary Group PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Rudi As Aturridha sebelumnya menyampaikan perseroan berharap penyaluran pembiayaan dapat tumbuh positif satu digit pada tahun ini di segmen korporasi.
"Kami telah mengembangkan produk-produk pembiayaan yang disesuaikan dengan kebutuhan nasabah korporasi, termasuk digitalisasi proses bisnis agar bisa lebih cepat dan efisien," sebutnya.
Adapun, penyaluran kredit di segmen wholesale banking (termasuk corporate, commercial, dan kelembagaan) mencapai Rp500,9 triliun hingga Desember 2020.
Penyaluran kredit korporasi dilakukan ke sektor-sektor utama seperti sektor F&B penyediaan makanan & minuman, industri pengolahan, serta sektor konstruksi.
Corporate Secretary PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Mucharom pun menuturkan perseroan sampai dengan hari ini merupakan salah satu bank yang mayoritas portfolionya pada segmen korporasi untuk segala kebutuhan baik modal kerja maupun investasi.
Segmen korporasi menjadi salah satu penopang utama kinerja BNI, terlebih di tengah perlambatan pertumbuhan ekonomi. Segmen korporasi ini juga manjadi anchor bagi value chain nasabah segmen menengah, kecil maupun konsumer.
Dia menuturkan manajemen memproyeksikan kredit korporasi pada kuartal I/2021 akan tetap mengalami peningkatan.
Hal ini terlihat pada kredit korporasi BNI yang tumbuh sebesar 5,4 persen (yoy) dibandingkan dengan Januari 2020. Di segmen korporasi mayoritas kredit pada sektor produktif seperti sektor industri, pertanian, dan konstruksi.
"Ekspansi dilakukan dengan tetap mengedepankan aspek governance, prudential practices dan juga dengan pembiayaan kredit yang tepat dari segi jumlah, waktu, dan kegunaan, BNI optimis setiap kredit yang diberikan termasuk segmen korporasi dapat mendorong pemulihan ekonomi nasional serta percepatan penanganan Covid-19," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel