Banjir Bandang di NTT, Lembata Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana

Bisnis.com,07 Apr 2021, 08:15 WIB
Penulis: Rayful Mudassir
Sejumlah warga Kecamatan Ile Ape, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT) sedang mencari para korban banjir bandang yang masih belum ditemukan, Minggu (4/4/2021)./Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Bupati Lembata Eliaser Yentji Sunur menetapkan status tanggap darurat penanganan bencana banjir bandang, longsor dan gelombang pasang yang terjadi di salah satu kabupaten di provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) tersebut. Kebijakan ini dilaksanakan terhitung mulai 4 sampai 17 April 2021.

Berdasarkan siaran resmi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Rabu (7/4/2021), keputusan penetapan status tanggap bencana disampaikan melalui Surat Keputusan Bupati Lembata Nomor 326, tertanggal 5 April 2021.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati mengatakan bahwa kebijakan ini dikeluarkan Pemda Lembata sebagai upaya penanganan bencana banjir bandang 2 - 5 April lalu.

"Akibat gelombang pasang yang terjadi pada 2 sampai 5 April 2021 disertai hujan dengan intensitas tinggi yang berdampak pada enam wilayah kecamatan, antara lain Kecamatan Ile Ape, Ile Ape Timur, Lebatukan, Omesuri, Buyasuri dan Wulandoni," katanya dalam keterangan tertulis.

Penetapan status tanggap darurat ini dapat mempercepat pemulihan dan kestabilan aktivitas perekonomian dan kelancaran arus transportasi bagi masyarakat dan wilayah terdampak.

Berdasarkan data yang dihimpun oleh Pusat Pengendali Operasi (Pusdalops) BNPB, terdapat enam titik lokasi pengungsian para warga terdampak, antara lain di SMP Sabar Subur Betun, SDK Betun 1 dan 2, SDI Wemalae Betun, SDI Bakateu dan SDI Kletek. 

Selain itu, terdapat satu titik posko utama yang terletak di aula Kantor Bupati dan satu titik pos lapangan di Puskesmas Waipukang.

Data terakhir yang berhasil dihimpun per Selasa (6/4/2021) pukul 21.00 WIB, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat jumlah korban meninggal dunia di kabupaten itu mencapai 28 orang, hilang 44 orang, mengungsi 958 orang serta korban luka-luka 98 orang.

Adapun jumlah rumah rusak ringan sebanyak 75 unit, rusak sedang 15 unit dan rusak berat 224 unit.

Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan jumlah korban meninggal akibat banjir bandang dan longsor di NTT mencapai 117 orang. Selain itu 76 jiwa masih dalam pencarian.

Kepala BNPB Doni Monardo mengatakan bahwa jumlah korban meninggal dan hilang tersebar di sejumlah kabupaten kota di provinsi Nusa Tenggara Timur. Dari beberapa wilayah terdampak, Kabupaten Flores Timur dan Lembata menimbulkan korban paling banyak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Oktaviano DB Hana
Terkini