IHSG Naik Super Tipis Setelah Rilis Data Cadev, Saham BCA & BRI Masih Dilego Asing

Bisnis.com,07 Apr 2021, 11:54 WIB
Penulis: Dwi Nicken Tari & Maria Elena
Pengunjung melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (22/3/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menguat tipis pada sesi I perdagangan Rabu (7/4/2021) setelah rilis data cadangan devisa.

Pada akhir sesi I pukul 11.30 WIB, IHSG naik 0,01 persen atau 0,55 poin menjadi 6.003,32. Sepanjang hari ini, indeks bergerak di rentang 5.982,07-6.027,87.

Terpantau 204 saham menguat, 266 saham melemah, dan 145 saham stagnan. Total transaksi mencapai Rp4,73 triliun dengan aksi jual bersih investor asing (foreign net sell) Rp283,76 miliar.

Saham BBCA menjadi yang paling banyak dilepas asing dengan net sell Rp148,7 miliar. Saham BBCA pun koreksi 0,24 persen menuju Rp30.750.

Selanjutnya, saham BBRI mengalami net sell Rp35,9 miliar. Saham BBRI sama seperti kemarin di level Rp4.200.

Di sisi lain, investor asing cenderung masuk ke dalam JPFA, ADRO, dan BMRI, dengan net buy masing-masing Rp14,1 miliar, Rp10,8 miliar, dan Rp8,9 miliar.

Saham yang melambung paling tinggi siang ini ialah RODA dan OMRE, yang masing-masing melonjak 34,55 persen ke Rp74 dan 25 persen ke Rp525.

CEO Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya menjelaskan pergerakan IHSG terlihat sedang berusaha keluar dari rentang konsolidasi wajarnya.

Fokus investor pada hari ini akan mengarah ke rilis data cadangan devisa yang disinyalir masih berada dalam kondisi stabil.

Selain itu, aksi beli bersih atau net buy dari investor asing sejak awal tahun senilai Rp9,97 triliun juga disebut masih menjadi penopang pergerakan IHSG.

“Hari ini IHSG masih berpotensi bergerak pada zona hijau,” tulis William dalam riset harian, Rabu (7/4/2021).

Bank Indonesia (BI) mencatat posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Maret 2021 sebesar US$137,1 miliar, turun dibandingkan posisi Februari lalu sebesar US$138,8 miliar.

Kepala Departemen Komunikasi Direktur Eksekutif Erwin Haryono menilai posisi cadangan tersebut tetap tinggi meskipun menurun.

"Penurunan posisi cadangan devisa pada Maret 2021 terutama dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah sesuai pola jatuh tempo pembayarannya," ujarnya dalam siaran pers, Rabu (7/4/2021).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hafiyyan
Terkini