IHSG Kokoh di Atas 6.000, Saham BCA Masih Dijual Asing

Bisnis.com,07 Apr 2021, 15:10 WIB
Penulis: Dwi Nicken Tari & Maria Elena
Nasabah berbicara dengan karyawan melalui Video Banking di salah satu Kantor Cabang Bank BCA di Jakarta, Rabu (23/9/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil ditutup menguat pada perdagangan Rabu (7/4/2021) setelah rilis data cadangan devisa.

Pada akhir sesi II pukul 15.00 WIB, IHSG naik 0,56 persen atau 33,84 poin menjadi 6.036,62. Sepanjang hari ini, indeks bergerak di rentang 5.982,07-6.040,46.

Terpantau 251 saham menguat, 225 saham melemah, dan 164 saham stagnan. Jelang penutupan, nilai transaksi mencapai Rp8,76 triliun dengan aksi jual bersih investor asing (foreign net sell) Rp580,51 miliar.

Saham BBCA menjadi yang paling banyak dilepas asing dengan net sell Rp236,6 miliar. Saham BBCA masih naik 1,38 persen menuju Rp31.250.

Selanjutnya, saham BBRI mengalami net sell Rp97,1 miliar. Saham BBRI sama seperti kemarin di level Rp4.200.

Di sisi lain, investor asing cenderung masuk ke dalam ADRO, JPFA, dan DMAS, dengan net buy masing-masing Rp19,8 miliar, Rp15,9 miliar, dan Rp12,3 miliar.

Saham yang melambung paling tinggi siang ini ialah RODA, BABP, PNBS yang masing-masing melonjak 34,55 persen ke Rp74, 30,14 persen ke Rp95, dan 28,38 persen ke Rp95.

CEO Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya menjelaskan pergerakan IHSG terlihat sedang berusaha keluar dari rentang konsolidasi wajarnya.

Fokus investor pada hari ini akan mengarah ke rilis data cadangan devisa yang disinyalir masih berada dalam kondisi stabil.

Selain itu, aksi beli bersih atau net buy dari investor asing sejak awal tahun senilai Rp9,97 triliun juga disebut masih menjadi penopang pergerakan IHSG.

“Hari ini IHSG masih berpotensi bergerak pada zona hijau,” tulis William dalam riset harian, Rabu (7/4/2021).

Bank Indonesia (BI) mencatat posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Maret 2021 sebesar US$137,1 miliar, turun dibandingkan posisi Februari lalu sebesar US$138,8 miliar.

Kepala Departemen Komunikasi Direktur Eksekutif Erwin Haryono menilai posisi cadangan tersebut tetap tinggi meskipun menurun.

"Penurunan posisi cadangan devisa pada Maret 2021 terutama dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah sesuai pola jatuh tempo pembayarannya," ujarnya dalam siaran pers, Rabu (7/4/2021).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hafiyyan
Terkini