IMF Pangkas Pertumbuhan Ekonomi Indonesia di 2021, Disalip Filipina dan Vietnam

Bisnis.com,07 Apr 2021, 13:04 WIB
Penulis: Maria Elena
Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kanan) saat mengikuti KTT Luar Biasa G20 secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Kamis (26/3/2020). KTT tersebut membahas upaya negara-negara anggota G20 dalam penanganan COVID-19. Biro Pers dan Media Istana

Bisnis.com, JAKARTA - International Monetary Fund (IMF) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini menjadi 4,3 persen dari sebelumnya sebesar 4,8 persen.

Keputusan ini berbanding terbalik dengan pandangan IMF atas pertumbuhan ekonomi global yang diperkirakan tumbuh 6 persen, naik dari proyeksi Januari 2021 sebesar 5,5 persen.

IMF menegaskan peningkatan proyeksi pertumbuhan global pada tahun ini dan tahun depan digerakkan oleh negara maju, terutama Amerika Serikat (AS) yang diproyeksi tumbuh 6,4 persen tahun ini.

"Negara-negara maju lainnya, termasuk kawasan euro, juga akan pulih tahun ini, tetapi dengan kecepatan yang lebih lambat di antara pasar negara berkembang dan negara berkembang," ujar Gita Gopinath, Kepala Ekonom dan Direktur Departemen Riset IMF, Selasa (6/4/2021).

Gita juga menambahkan bahwa pandemi belum dapat dikalahkan dan kasus Corona meningkat di banyak negara. Pemulihan juga sangat berbahaya di seluruh dunia, karena lambannya peluncuran vaksin, dukungan kebijakan yang lebih terbatas, dan kebergantungan akan pariwisata.

Dalam laporan WEO, IMF melihat ekonomi Indonesia pada tahun ini akan tumbuh lebih rendah, dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi di kawasan Asean-5, yakni Indonesia Thailand, Vietnam, Filipina, dan Malaysia.

IMF memproyeksikan kawasan ini akan tumbuh sekitar 4,9 persen. Pertumbuhan ekonomi tertinggi akan dicetak oleh Filipina yang bisa tumbuh hingga 6,9 persen pada 2021. Posisi kedua, yaitu adalah Vietnam dan Malaysia yang masing-masing diramal tumbuh hingga 6,5 persen.

Kendati memangkas proyeksi untuk Indonesia, IMF meyakini perekonomian Tanah Air mampu tumbuh hingga 5,8 persen, lebih tinggi dari tren pertumbuhan ekonomi sebelum Covid-19.

Adapun, proyeksi IMF ini dilandasi asumsi kebijakan fiskal dan asumsi kebijakan moneter. Di sisi fiskal, IMF melihat Indonesia bakal menerapkan kebijakan perpajakan moderat dengan terus meningkatkan belanja sosial dan belanja modal secara jangka menengah.

Dari sisi moneter, IMF memperkirakan inflasi Indonesia akan terjaga sesuai dengan target inflasi yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia (BI).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hadijah Alaydrus
Terkini