Bursa: Investor Wait and See Bikin Transaksi Saham Berkurang

Bisnis.com,08 Apr 2021, 08:33 WIB
Penulis: Dwi Nicken Tari
Direktur PT Bursa Efek Indonesia Inarno Djajadi (kedua kiri), didampingi Direktur Hasan Fawzi (dari kiri), Direktur Laksono W. Widodo, dan Direktur I Gede Nyoman Yetna memantau langsung pergerakan perdagangan harga saham melalui layar monitor elektronik di Jakarta, Juman (13/3/2020). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak ke level 4.656,031 sesaat setelah perdagangan saham dibuka kembali . Perdagangan saham sempat dihentikan sementara pada pukul 09.15 WIB. Bisnis/Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA - Nilai transaksi saham harian di Bursa Efek Indonesia perlahan turun dari level tertinggi yang sempat dicapai pada awal tahun.

Adapun, pada perdagangan Rabu (7/4/2021) tercatat total transaksi di BEI senilai Rp9,02 triliun dan kapitalisasi pasar senilai Rp7.131 triliun.

Nilai transaksi harian itu sudah menyusut sejak Rata-rata Nilai Transaksi Harian (RNTH) bursa sempat menyentuh Rp20,02 triliun pada awal tahun.

Direktur Perdagangan dan Anggota Bursa BEI Laksono Widodo menjelaskan lonjakan transaksi harian pada awal tahun didorong oleh sentimen January Effect yang merupakan faktor musiman.

Selain itu, euforia program vaksinasi yang saat ini sedang berjalan juga direspons positif karena bakal mendongkrak kembali pertumbuhan ekonomi.

“Setelah itu, euforia menyusut dan investor menunggu hasil nyata dalam hal data-data perbaikan ekonomi. Selain itu emiten juga belum melaporkan laporan keuangan 2020, sehingga market masih wait and see,” kata Laksono, Selasa (6/4/2021).

Belum lagi, sambung Laksono, wacana pembatasan mudik selama libur lebaran juga mempengaruhi penilaian investor terkait dengan pemulihan ekonomi yang lebih cepat.

Penurunan transaksi harian itu pun berdampak pada penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Saat ini IHSG tumbuh 0,96 persen menjadi 6.036 per 8 April 2021 sejak awal tahun.

Namun, posisi itu turun dari level tertinggi IHSG yang sempat menyentuh 6.435 pada Januari 2021.

Kendati demikian, Laksono mengingatkan bahwa penurunan transaksi di pasar saham ini tidak hanya terjadi di Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hafiyyan
Terkini