Bisnis.com, JAKARTA - Saham PT Bank Bumi Arta Tbk. akhirnya mendarat di zona hijau pada perdagangan kemarin (7/4/2021).
Saham BNBA ditutup pada level Rp1.450, atau naik 9,85 persen dari harga penutupan sebelumnya. Ini menjadi kali pertama saham BNBA menguat sejak suspensi sahamnya dibuka oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 18 Maret 2021.
Sejak awal tahun, saham BNBA mendapatkan tiga kali suspensi oleh Bursa. BEI pertama kali melakukan penghentian sementara perdagangan saham tersebut pada 18 Februari 2021 karena peningkatan harga kumulatif yang signfikan, tetapi keesokan harinya suspensi dibuka kembali.
Suspensi kembali dilakukan terhadap saham BNBA pada perdagangan 22 Februari 2021 karena alasan yang sama. Selanjutnya, gembok atas saham tersebut dibuka kembali pada 26 Februari 2021.
Suspensi berikutnya dilakukan sejak 4 Maret 2021. Saham Bank Bumi Arta pun baru bisa diperdagangkan kembali pada Kamis (18/3/2021).
Sejak itu harganya terus merosot menyentuh auto reject bawah (ARB). Namun, harga saham BNBA berbalik menguat pada perdagangan kemarin, Rabu (7/4/2021).
Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta Utama menilai investor masih dilanda euforia perbankan digital sehingga mendorong kenaikan harga saham bank-bank mini. Selain BNBA, sejumlah saham bank mini seperti BBHI, BMAS, BGTG, BBSI juga melesat kemarin.
Nafan mengingatkan investor untuk tetap berhati-hati dalam bertransaksi dan menyikapi kenaikan harga saham bank mini tersebut. Menurutnya, kenaikan harga ini bisa jadi masih bersifat euforia sesaat.
Sebelumnya ramai diberitakan mengenai Sea Group, induk usaha e-commerce Shopee, yang sudah semakin memantapkan rencananya untuk mengakuisisi Bank Bumi Arta. Kabar rencana akuisisi oleh Sea Group ini membuat harga saham BNBA terus menanjak beberapa waktu terakhir ini hingga berimbas pada suspensi yang dilakukan BEI untuk meredakan sementara fluktuasi harga dan transaksi saham.
Dalam keterbukaan informasi di BEI, Presiden Direktur Bank Bumi Arta Wikan Aryono menyampaikan bahwa perseroan baru mengetahui kabar tersebut dari pemberitaan media massa. Saat ini perseroan tidak memiliki informasi penting lainnya yang dapat memengaruhi kelangsungan hidup perusahaan maupun harga sahamnya.
Adapun dalam public expose insidentil akhir Februari kemarin, Wikan mengatakan Bank Bumi Arta akan berkolaborasi dengan semua kemungkinan atau semua platform antara lain e-commerce, pembayaran digital dan online payment, aplikasi jasa transportasi atau travel, hiburan, dan fintech. Hal ini merupakan bagian dari transformasi digital perseroan.
"Kami membuka semua opsi-opsi tersebut untuk kinerja Bank Bumi Arta ke depan dan kebaikan semua stakeholder," terangnya dalam penyampaian laporan hasil publik insidentil.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel