Orang Kaya Bakal Takut Pakai Rupiah Digital, Kenapa Ya?

Bisnis.com,12 Apr 2021, 18:04 WIB
Penulis: Maria Elena
Warga memperlihatkan uang lembar pecahan Rp75.000 usai melakukan penukaran di Kantor Perwakilan wilayah Bank Indonesia (KPw BI) Jawa Barat, Bandung, Jawa Barat, Selasa (18/8/2020). Bisnis/Rachman

Bisnis.com, JAKARTA - Senior Partner UMBRA Putu Raditya Nugraha menilai tantangan terbesar penggunaan mata uang digital adalah implementasinya terhadap orang-orang kaya.

“Tantangan digital rupiah paling besar, bisa tidak memaksa konglomerat Indonesia untuk mengubah asetnya dari kertas menjadi digital, katakanlah dia pegang tunai Rp10 triliun, dia siap tidak mengubah Rp10 triliun-nya tunai di bank menjadi digital,” katanya dalam webinar, Senin (12/4/2021).

Di samping itu, menurutnya, tantangan lainnya adalah implementasi mata uang digital pada perusahaan-perusahaan dalam bertransaksi.

“Siap tidak perusahaan-perusahaan di Indonesia menandatangani kontrak loan agreement dibayarnya secara digital,” ujarnya.

Putu mengatakan, ketika mata uang digital diterbitkan dan diimplementasikan, maka seluruh data transaksi dan perpindahan dana nasabah akan dipegang oleh BI.

“Berarti BI menyupervisi setiap sendi kehidupan setiap saat, ketika orang menerima duit, semua aktivitas yang dilakukan,” katanya.

Bahkan, Putu menilai data yang nantinya dimiliki BI lebih lengkap daripada data yang dimiliki Direktorat Jenderal Pajak karena data yang dipegang BI adalah real time.

“Ketakutan orang Indonesia rata-rata terkait data pribadi itu lebih takut sama pajak,“ ujarnya.

Menurut Putu, hal ini dapat menjadi tantangan bagi BI untuk mengimplementasikan mata uang digital ke depannya. Oleh karenanya, BI  dianjurkan untuk melindungi data pribadi nasabah ketika mata uang digital diterbitkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hadijah Alaydrus
Terkini