Kerja Sama Bisnis Pemanfaatan Teknologi Asuransi Mampu Genjot Profitabilitas

Bisnis.com,12 Apr 2021, 14:32 WIB
Penulis: Wibi Pangestu Pratama
Ilustrasi asuransi/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA — Kerja sama pemanfaatan teknologi business to business atau B2B dalam penyediaan asuransi di perusahaan digital dinilai dapat mengurangi sejumlah beban biaya sehingga mendukung profotabilitas perusahaan.

Founder dan Chief Executive Officer (CEO) Qoala Harshet Lunani menjelaskan bahwa perusahaannya yang bergerak di bidang teknologi asuransi (insurtech) mengembangkan kolaborasi dengan para pemain ekonomi digital. Inisiatif itu merupakan lini bisnis bernama Qoala for Enterprise.

Menurut Harshet, Qoala for Enterprise menyediakan analisis end-to-end dari performa produk dan perilaku konsumen mitra bisnisnya. Bahkan, teknologi berbasis artificial intelligence (AI) dan machine learning dapat mendeteksi penipuan secara cepat.

Dia menilai bahwa kerja sama dalam pemanfaatan teknologi dengan para pemain ekonomi digital bukan hanya bisa meningkatkan nilai produk dan layanan, pelaku bisnis pun dapat menggenjot profitabilitas dan meningkatkan kepuasan konsumennya.

"Kerja sama ini juga memungkinkan partner bisnis Qoala menghemat ongkos untuk struktur biaya asuransi hingga mencapai 25 persen, serta mendapat pemasukan tambahan melalui sistem IT. Asuransi dapat memberikan nilai-nilai baru untuk meningkatkan tingkat kepuasan pelanggan dan pendapatan pelaku bisnis," ujar Harshet dalam keterangan resmi yang diperoleh Bisnis pada Senin (12/4/2021).

Harshet mencontohkan kerja samanya dengan OYO dalam memberikan proteksi bagi pelanggan selama menetap di properti OYO wilayah Asia Tenggara. Dalam proses kolaborasi, baik dengan perusahaan asuransi maupun klien, Qoala membantu proses desain produk, pricing, integrasi platform, claim support, dan lainnya.

Melalui Qoala for Enterprise, Qoala telah bekerja sama dengan sejumlah perusahaan, seperti Traveloka, Tokopedia, Shopee, Blibli, JD.ID, Digimap, Investree, SiCepat, OVO, Dana, termasuk juga dengan Momo (Vietnam) dan OYO (India).

"Produk yang dikembangkan bisa disesuaikan dengan kebutuhan bisnis yang dinamis, didukung teknologi mutakhir yang memungkinan integrasi dan sinkronisasi data tanpa repot. Saat ini kami menyediakan setidaknya lima jenis solusi asuransi, yakni asuransi logistik, asuransi kesehatan, asuransi perjalanan, asuransi gadget, dan asuransi kredit," ujarnya.

Harshet meyakini, cara terbaik untuk meningkatkan kualitas kolaborasi adalah melalui pasar yang telah memiliki insentif dan pemahaman yang tepat. Menurutnya, kolaborasi yang optimal berfokus kepada proses dan hasil kolaborasi sekaligus.

Menurutnya, kondisi pandemi Covid-19 membuat penyediaan layanan digital menjadi penting, mengacu pada perubahan kebiasaan konsumen yang serba online. Alhasil, kolaborasi dan pemanfaatan teknologi informasi dibutuhkan untuk menciptakan ekosistem digital sekaligus memajukan inklusi keuangan digital.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Sulistyo Rini
Terkini