Upaya Pemerintah Buka Keran Wisman Berhadapan dengan Kompetitor

Bisnis.com,13 Apr 2021, 19:21 WIB
Penulis: Rahmad Fauzan
Pegawai hotel melayani wisatawan di kawasan Sanur, Denpasar, Bali, Selasa (3/3/2020). Tingkat hunian hotel di Bali rata-rata turun hingga 70 persen sejak merebaknya wabah virus corona./ANTARA FOTO-Nyoman Hendra Wibowo

Bisnis.com, JAKARTA – Upaya pemerintah untuk mulai meraup cuan dari kantong wisatawan mancanegara dinilai akan berhadapan dengan negara-negara kompetitor seperti Malaysia dan Thailand.

Indonesia mesti memastikan Covid-19 benar-benar terkendali di destinasi yang disiapkan agar mampu bersaing 

Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal mengatakan destinasi yang disiapkan pemerintah untuk penerapan travel bubble harus dipastikan sesuai dengan kriteria wisatawan pasca pandemi.

"Pemerintah harus lebih fokus kepada penanganan pandeminya. Kalau enggak wisatawan asing akan memilih negara lain seperti seperti Johor di Malaysia dan Thailand. Jadi, ada kompetisi di situ," ujarnya ketika dihubungi, Selasa (13/4/2021).

Kendati kompetitif, sambungnya, peluang ekonomi yang bisa diraup oleh sektor pariwisata cukup besar. Sebab, secara psikologi keinginan berwisata tinggi akibat sekian lama terkena larangan bepergian. Dalam kondisi seperti itu, wisatawan asing dinilai akan memilih destinasi yang paling aman.

Namun demikian, pemerintah sendiri tidak memasang target terkait dengan jumlah wisatawan mancanegara yang akan diundang masuk ke dalam negeri melalui penerapan konsep travel bubble mulai April mendatang.

Deputi Bidang Kebijakan Strategis Kemenparekraf R. Kurleni Ukar mengatakan pemerintah tidak memfokuskan diri dengan mematok target jumlah wisatawan. Fokus pemerintah, sambungnya, bukan lagi jumlah, melainkan kualitas wisatawan.

"Pemerintah tidak bicara target jumlah wisman terlebih dulu. Kendati kecil tapi berkualitas. Paradigmanya bukan lagi kuantitas, tapi kualitas," ujar Kurleni ketika dihubungi, Selasa (13/4/2021).

Pemerintah, sambungnya, terus melakukan koordinasi, khususnya dengan negara-negara yang telah melakukan Travel Coridor Arrangement (TCA) seperti China, Singapura, Korea Selatan, dan Uni Emirat Arab.

Kendati koordinasi terus dilakukan, Kurleni mengatakan sampai dengan saat ini belum ada negara yang membuka arus wisatawan untuk melakukan perjalanan lintas teritorial, kecuali perjalanan khusus untuk tujuan tertentu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Amanda Kusumawardhani
Terkini