Bisnis.com, JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meminta industri perbankan syariah tidak terlena dengan capaian pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan dengan konvensional.
Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan industri perbankan syariah lebih resilience di tengah pandemi Covid-19. Hal ini tercermin dari pertumbuhannya yang melampaui perbankan konvensional.
Pada 2020, pertumbuhan pembiayaan bank syariah sebesar 9,5 persen. Angka pertumbuhan pembiayaan bank syariah jauh di atas pertumbuhan pembiayaan perbankan nasional sebesar 2,41 persen pada periode yang sama.
Baca Juga : Tawarkan Kepastian, KPR Syariah Tumbuh Agresif |
---|
Adapun secara total aset keuangan syariah pada 2020 sebesar Rp1.770,3 triliun atau naik 21,48 persen yoy. Jumlah itu terdiri dari aset perbankan sebesar Rp593,35 triliun dan pasar modal sebesar Rp1.063,81 triliun.
Meski demikian, Wimboh meminta agar capaian tersebut tidak menjadi zona nyaman bagi perbankan syariah. OJK berharap perbankan syariah dapat memperbesar pangsa pasar yang saat ini masih kecil terhadap industri perbankan nasional.
"Harus ada strategi, jangan sampai comfort zone lebih tinggi dari konvensional. Harapan kami, market share harus lebih besar sehingga harus ada upaya lebih besar lagi," katanya dalam diskusi IAEI, Selasa (13/4/2021).
OJK mendorong bank syariah perlu menyiapkan strategi sekaligus meningkatkan value mulai dari pricing maupun pelayanan, sehingga lebih berdaya saing. Dengan begitu, pertumbuhan perbankan syariah dapat berkelanjutan.
"Jadi, mari kita create nasabah masuk ke dalam sektor jasa keuangan atau pembiayaan syariah bukan semata-mata tidak ada value. Sehingga harus dicreate value mulai dari pricing, pelayanan, agar ini bisa sustain," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel