Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Harda Internasional Tbk. kembali membukukan laba pada tahun buku 2020, setelah sebelumnya mencatatkan rugi.
Berdasarkan laporan tahunan yang disampaikan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (14/4/2021), emiten berkode BBHI ini mencetak laba Rp37 miliar setelah 2 tahun berturut-turut mencetak rugi Rp37 miliar pada 2019, dan Rp123 miliar pada 2018.
Pendapatan bunga bersih perseroan tercatat turun, dari Rp86 miliar menjadi hanya Rp43 miliar. Namun, perseroan mendapat tambahan dari pengembalian biaya pencadangan menjadi pendapatan pada tahun lalu senilai Rp83 miliar.
Adapun, kredit Bank Harda tercatat Rp1,27 triliun, terpangkas 23,5 persen dari Rp1,66 triliun. Dana pihak ketiga pun tercatat senilai Rp1,46 triliun, turun 25,8 persen dari Rp1,97 triliun.
BBHI memandang bahwa prospek ekonomi baik global maupun domestik akan lebih baik pada 2021 dibandingkan dengan tahun sebelumnya, didukung oleh langkah-langkah pengendalian pandemi serta rencana distribusi vaksin.
Sejalan dengan pemulihan global, perekonomian Indonesia diperkirakan akan pulih dan tumbuh dikisaran 4,5 persen hingga 5.5 persen pada 2021.
Namun demikian, masih ada risiko dan tantangan pada tahun ini yang perlu diwaspadai, terutama disebabkan oleh masih tingginya penambahan kasus infeksi virus pada awal tahun.
Tingginya risiko ketidakpastian tersebut mendorong perbankan untuk memprioritaskan kualitas aset dan terus memperkuat permodalan.
Pembatasan mobilitas yang terjadi akibat pandemi Covid-19, dapat menjadi momentum yang tepat untuk mempercepat transformasi layanan perbankan menuju digitalisasi.
"Bank BHI berkeyakinan untuk mendapatkan peluang baru untuk bertransformasi meningkatkan layanan perbankan berbasis digital," tulis manajemen dalam laporan tahunan tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel