Akan Ada Taman Ekowisata di Kawasan Bendungan Sukamahi

Bisnis.com,15 Apr 2021, 10:31 WIB
Penulis: Zufrizal
Pekerja menggunakan alat berat menyelesaikan pembangunan Bendungan Sukamahi di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (26/12/2018)./ANTARA FOTO-Wahyu Putro A

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tengah mengembangkan konsep taman ekowisata dengan memanfaatkan kawasan konservasi pada Bendungan Sukamahi, di Kabupaten Bogor.

Pembangunan bendungan nantinya tidak hanya sebagai bagian dari rencana induk pengendalian banjir Ibu Kota Jakarta, tetapi juga pengembangan ekowisata kawasan Puncak Bogor dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam dan mengedepankan perlindungan ekosistem.

Konsep taman ekowisata Bendungan Sukamahi, seperti dikutip dari laman Kementerian PUPR, Kamis (15/4/2021), akan memanfaatkan kawasan terpadu pada bendungan itu sendiri seperti konservasi alam pada area sabuk hijau dikembangkan menjadi hutan konservasi yang mempunyai fungsi utama untuk menjaga kelestarian dan keberlangsungan tumbuhan khas setempat, seperti pohon suren dan damar.

Pengembangan ekowisata Bendungan Sukamahi akan memanfaatkan badan air bendungan menjadi natural river valley basin.

Bendungan Sukamahi berfungsi sebagai pengendali banjir dengan menerapkan konsep bendungan kering sehingga pada saat awal musim hujan, elevasi muka air waduk diatur berada pada elevasi yang rendah/kosong dan saat terjadi hujan debit air dapat diteruskan langsung ke hilir.

Bendungan Sukamahi memiliki volume tampung sebesar 1,68 juta meter kubik dan luas area genangan 5,23 hektare.

Pembangunan bendungan ini sudah direncanakan sejak tahun 1990-an dan mulai dibangun tahun 2017 dengan progres konstruksi hingga 9 April 2021 mencapai 71,21%. Pekerjaan berjalan kini meliputi struktur beton pada bangunan pelimpah (clearing dan pengecoran), timbunan pada bendungan utama, pekerjaan hidromekanikal, dan kelengkapan fasilitas umum.

Bendungan kering Sukamahi merupakan yang pertama kalinya dibangun di Indonesia dengan kontrak senilai Rp447,39 miliar ditandatangani pada 20 Desember 2016 dengan kotraktor PT Wijaya Karya-Basuki KSO. Bendungan ini bukan untuk keperluan irigasi atau air baku, tetapi untuk meningkatkan kapasitas pengendalian banjir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Zufrizal
Terkini