Transformasi jadi Bank Digital, Bank Harda (BBHI) Mau Ganti Nama dan Logo

Bisnis.com,15 Apr 2021, 16:00 WIB
Penulis: Annisa Sulistyo Rini
Kantor Bank Harda Internasional/bankbhi.co.id

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Harda Internasional Tbk. bakal mengubah nama dan logo perseroan seiring dengan rencana transformasi menjadi bank digital.

Hal ini terdapat dalam agenda rapat umum pemegang saham tahunan tahun buku 2020 Bank Harda, yang akan dilaksanakan pada Jumat (7/5/2021).

Dalam keterbukaan di Bursa Efek Indonesia (BEI), disampaikan informasi bahwa RUPST tersebut nantinya membahas 10 mata acara.

Pertama, yaitu persetujuan laporan tahunan direksi mengenai keadaan dan jalannya perusahaan selama tahun buku 2020.

Kedua, penetapan penggunaan laba bersih perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2020, lalu ketiga penetapan gaji/honorarium bagi direksi dan dewan komisaris perseroan untuk tahun buku 2021.

Keempat, persetujuan penunjukkan kantor akuntan publik untuk mengaudit laporan keuangan tahun buku 2021. Kelima, rencana aksi keuangan berkelanjutan, dan keenam persetujuan peningkatan modal dasar perseroan.

Ketujuh, persetujuan penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) dan kedelapan perubahan susunan pengurus perseroan.

Perubahan nama dan logo bank dengan kode emiten BBHI ini menjadi mata acara kesembilan dan sepuluh.

"Untuk mendukung rencana perubahan model bisnis perseroan menjadi bank digital, maka perseroan akan melakukan perubahan nama untuk menyesuaikan dengan model bisnisnya tersebut," demikian penjelasan mata acara perubahan nama Bank Harda yang dikutip Bisnis, Kamis (15/4/2021).

Sejalan dengan perubahan nama, BBHI juga akan melakukan perubahan logo untuk merefleksikan bisnis model yang baru, adaptif, dan relevan dengan perkembangan saat ini.

Adapun, sepanjang tahun lalu Bank Harda membukukan laba setelah dua tahun sebelumnya merugi.

Berdasarkan laporan tahunan yang disampaikan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (14/4/2021), Bank Harda mencetak laba Rp37 miliar setelah 2 tahun berturut-turut mencetak rugi Rp37 miliar pada 2019, dan Rp123 miliar pada 2018.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Sulistyo Rini
Terkini