IHSG Diramal Menguat Terbatas. Cermati GJTL, ERAA, INKP

Bisnis.com,18 Apr 2021, 13:23 WIB
Penulis: Dwi Nicken Tari
Papan elektronik yang menampilkan pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (22/3/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Artha Sekuritas memperkirakan indeks harga saham gabungan (IHSG) bisa melanjutkan penguatan pada perdagangan awal pekan depan, meski terbatas.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, IHSG ditutup menguat 0,11 persen menjadi 6.086 pada penutupan perdagangan Jumat (16/4/2021).

Saham sektor pertanian terpantau naik paling tinggi sebesar 2,03 persen diikuti sektor perdagangan yang tumbuh 1,99 persen.

Analis Artha Sekuritas Dennies Christoper Jordan menjelaskan candlestick masih membentuk higher high dan higher low, tetapi indikator stochastic bergerak menyempit mengindikasikan pergerakan akan terbatas dan ada potensi untuk terkoreksi.

“Investor akan cenderung wait and see jelang penetapan suku bunga oleh bank sentral China dan Bank Indonesia,” tulis Dennies dalam riset harian, dikutip Minggu (18/4/2021).

Adapun, level support dan resistance IHSG diperkirakan pada rentang 6.087 - 6.113 dan 6.060 - 6.140.

Berikut sejumlah saham yang dapat dicermati esok hari:

GJTL Gajah Tunggal Tbk (Target Price: 940 – 965)
Entry Level: 875 – 900
Stop Loss: 860
Indikator stochastic bergerak melebar setelah membentuk goldencross. Berpotensi melanjutkan penguatan.

ERAA Erajaya Swasembada Tbk (Target Price: 680 – 700)
Entry Level: 630 – 645
Stop Loss: 620
Breakout resistance dengan volume tinggi, berpotensi melanjutkan penguatan. Target Price/Stop Loss/Entry Level upgraded.

INKP Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (Target Price: 10,400 – 10,600)
Entry Level: 9,800 – 10,000
Stop Loss: 9,700
Bergerak di sekitar level support trend konsolidasi. Indikator stochastic bergerak membentuk goldencross mengindikasikan potensi penguatan.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Sulistyo Rini
Terkini