Pandemi Covid-19 Tambah Beban Penyediaan Air Bersih Indonesia

Bisnis.com,19 Apr 2021, 10:53 WIB
Penulis: Mutiara Nabila
Warga Desa Kedungdowo, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah mengambil air bersih dari bak penampungan yang disediakan BPBD Kudus, Rabu (15/8/2018). (Antara-Akhmad Nazaruddin Lathif)

Bisnis.com, JAKARTA – Founder Indonesia Water Institute (IWI) Firdaus Ali mengatakan, bahwa pandemi Covid-19 menambah beban kebutuhan air baku untuk air minum dan air bersih di Indonesia.

Firdaus menyebutka, pada survei 2020, Indonesia mempunyai 270,2 juta jiwa. Terkait air minum perpipaan baru Indonesia baru punya kapasitas 188.096 liter per detik melalui 15.379 sambungan.

“Ini baru 20,18 persen. Sisanya terpaksa mendapatkan air bersih melalui sumber yang tidak terjamin sumbernya, apakah dari sumur, air hujan dan lainnya, yang kemungkinan tercemar sangat tinggi,” kata Firdaus pada Workshop PWI, Senin (19/4/2021).

Karena tingginya pencemaran, Indonesia sudah mengalami kelangkaan air baku, ditambah dengan rendahnya APBD dan belum ada komitmen dari Pemerintha Daerah untuk perbaikan perpipaan. Belum lagi sebagian besar PDAM di Indonesia mengakami tingkat kehilangan atau kebocoran.

“Di Jakarta saja kehilangan air sudah sampai 48 persen,” imbuhnya.

Pandemi, lanjut Firdaus, menambah beban baru, karena kebutuhan air minum meningkat, terutama dengan adanya imbauan untuk cuci tangan, mandi setelah bepergian dan lainnya.

“Sebelum pandemi kita sudah mengalami tantangan mencukupi kebutuhan air. Sekarang dibutuhkan kemampuan piawai Pemerintah menambah kapasitas air bersih karena akan berkaitan juga dengan kemampuan kita menangani pandemi,” imbuhnya.

Jika dilihat dari berbagai sumber air yang ada, Indonesia setidaknya punya potensi 468,73 miliar meter kubik air. Namun, jumlah besar tersebut tidak bisa dimanfaatkan karena Indonesia tidak punya infrastruktur yang memadai.

“Dari 468 miliar meter kubik potensi air, hanya 222,59 miliar kubik yang bisa dimanfaatkan. Kita belum mampu mengelola potensi air yang besar ini,” kata Firdaus.

Dalam upaya menyediakan air minum dan air bersih, Perusahaan Daerah Air Minum sudah mengupayakan dengan sistem jaringan perpipaan. Sayangnya, dalam perjalanan ke rumah masyarakat, kualitas jaringan perpipaan juga kurang baik sehingga tak bisa dimanfaatkan sebagai air minum oleh masyarakat.

“Dengan tambahan beban Covid-19, Firdaus mengatakan Indonesia tidak akan bisa memenuhi kebutuhan air bersih. Perlu upaya bersama dan kerja sama cerdas tanpa melanggar aturan untuk meningkatkan cakupan layanan, serta koordinasi lintas sektor,” tegasnya.

Selain dari penyediaan fiskal dan manajerial, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan IWI, serta bantuan kampus-kampus universitas sudah mengimbau dan mengedukasi publik untuk hemat menggunakan air.

“Karena banyak yang dikeluarkan untuk kebutuhan sehari-hari untuk cuci-cuci misalnya, adalah air bersih, yang dibuang untuk cuci kendaraan, dan lainnya. Kita harus bisa hemat air, masyarakat juga agar upayakan gunakan air untuk beberapa kebutuhan sekaligus. Upaya mendaur ulang air suka tidak suka harus jadi upaya kita ke depan,” tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Nancy Junita
Terkini