Bisnis.com, Jakarta - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) menawarkan kaum Milenial Program Pensiun Iuran Pasti Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) BNI dengan produknya yang bernama BNI Simponi.
Saat ini DPLK BNI menjadi market leader di industri DPLK dengan Dana Kelolaan per 31 Desember 2020 sebesar Rp 22,26 triliun atau market share sebesar 20,66% dari 24 penyelenggara DPLK.
Direktur Treasury dan International BNI Henry Panjaitan mengatakan dengan BNI Simponi, generasi milenial bisa lebih gampang menabung. Pasalnya, milenial bisa setor dana suka-suka, ketika punya uang lebih, tinggal setor dan ketika tidak punya uang bisa dikumpulkan dulu dari uang jajan.
“Kunci keberhasilan berinvestasi adalah momentum. Semakin dini mengikuti BNI Simponi, maka dengan iuran semakin kecil akan terkumpul dana yang lebih besar. Hal ini dikarenakan imbal hasil BNI Simponi lebih optimal dari produk lainnya,” terangnya dalam keterangan resmi.
Henry mengatakan BNI simponi merupakan pilihan bagus untuk kaum milenial. Di samping aman, kaum milenial pun dapat memilih usia pensiun normal sekurang-kurangnya di usia 40 tahun. Artinya jika kaum milenial membutuhkan tambahan dana modal usaha di masa depan, BNI Simponi adalah solusinya.
Karena dananya dapat dicairkan pada usia pensiun normal yaitu usia 40 tahun, atau saat usia pensiun dipercepat yaitu 10 tahun lebih cepat dari pensiun normal. Sehingga kaum milenial dapat memanfaatkan dana tersebut di masa yang sangat produktif untuk usaha atau meneruskan investasi masa depan untuk bahagia di hari tua.
Senior Pension Program Specialist BNI Alif Pasaleori menjelaskan kaum milenial yang kini memiliki usia produktif atau 20-30 tahun sudah harus menyiapkan dana pensiun. “Tidak perlu besar yang penting ada karena jika kita tahu iuran itu akan lebih kecil dibandingkan kita berpikir pensiun itu di usia 40 tahun pasti iuran akan besar," ujarnya dalam keterangan resmi.
Senior Pension Program Specialist BNI Dian Dinarwati menyebutkan, terdapat 4 hal yang perlu diperhatikan saat menyiapkan investasi dana pensiun. Pertama, momentum waktu. Semakin panjang periode persiapan cicilan, maka semakin kecil nominalnya. Kedua, nominal iuran, yakni berhubungan dengan penetapan target dan kebutuhan dana yang disiapkan untuk pensiun.
“Kunci utama dari iuran ini adalah disiplin karena akan berubah menjadi mindset. Apabila sudah jadi mindset, tidak akan dipakai dulu tapi dipakai untuk cover kebutuhan jangka panjang, ditempatkan ke pos investasi dana pensiun," lanjutnya.
Ketiga, bagaimana pengelolaan dana pensiun tersebut. "Dalam hal ini saya sampaikan bahwa DLPK BNI sudah established dari tahun 1994, yang artinya sudah lebih dari 25 tahun beroperasi di industri DPLK. Kita juga memiliki experienced dalam mengelola dana peserta di nasabah DPLK BNI," jelasnya.
Keempat, investasi dana pensiun tidak semata-mata ditargetkan untuk memperoleh imbal hasil yang tinggi. Karena jika hal ini dilakukan, saat mengejar imbal hasil tinggi, yang terjadi adalah memiliki risiko yang juga tinggi.
Untuk mengetahui berapa kebutuhan dana pensiun, bisa dilakukan pengecekan di dplk.bni.co.id ada menu simulasi yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel