Ekonomi China Butuh Reformasi Struktural

Bisnis.com,20 Apr 2021, 09:53 WIB
Penulis: Reni Lestari
Seorang petugas keamanan bersiaga di depan Balai Agung Rakyat, Beijing, pada pembukaan Sidang Umum Majelis Permusyawaratan Politik Rakyat China (CPPCC), Kamis (4/3/2021) atau sehari sebelum berlangsungnya Sidang Kongres Rakyat Nasional (NPC) yang dijadwalkan dibuka Presiden Xi Jinping pada Jumat (5/3)./Antara-M. Irfan Ilmie

Bisnis.com, JAKARTA - China menghadapi masalah struktural besar dalam ekonominya karena pemerintah kembali ke pedoman lama mengenai pertumbuhan yang didorong investasi.

Zhu Min, mantan wakil direktur pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF), mengatakan hal itu tercermin pada pertumbuhan tahun lalu, dimana China menjadi satu-satunya ekonomi besar dunia yang berekspansi.

"Pada 2021, reformasi struktural adalah hal terpenting bagi China. Jika tetap di jalur 2020, China berisiko kembali ke model lama, yang tidak ingin kita lihat," katanya pada panel di Forum Boao di provinsi selatan Hainan, dilansir Bloomberg, Selasa (20/4/2021).

Pemulihan kuat China dari pandemi sebagian besar didorong oleh investasi dan ekspor yang lebih tinggi, sementara konsumsi justru tersendat. Ini bertentangan dengan upaya negara selama dekade terakhir untuk beralih ke ekonomi yang digerakkan oleh konsumsi.

IMF dan lembaga lain telah lama berpendapat bahwa ketergantungan China yang sangat besar pada investasi di infrastruktur dan properti telah menyebabkan ekonomi yang tidak seimbang. Beijing pun didorong untuk mengambil langkah lebih lanjut untuk mendorong belanja konsumen.

Dalam penjelasan terpisah, Zhu mengatakan surplus perdagangan dapat meningkat tahun ini karena ekspor tetap kuat mendukung rantai pasok yang tangguh. Ini merupakan hal yang baik bagi China tetapi akan memberikan tekanan ke seluruh dunia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hadijah Alaydrus
Terkini