BCA Minta Nasabah Waspadai Modus Kejahatan Mengatasnamakan Bank

Bisnis.com,20 Apr 2021, 16:39 WIB
Penulis: Azizah Nur Alfi
Gedung Bank BCA/Ilustrasi-Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Central Asia Tbk. terus memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai modus kejahatan melalui sarana perbankan.

Executive Vice President Center Of Digital Bank Central Asia Wani Sabu mengatakan kejahatan yang menduduki peringkat pertama selama masa pandemi yakni penipuan online, baik penipuan jual beli online hingga arisan online.

Bahkan, BCA mencatat setiap bulan terdapat 1.000 kasus di mana nasabah BCA sebagai korbannya. Hal ini banyak terjadi karena korban tergiur dengan harga produk yang murah hingga testimoni produk yang berlebihan.

"Penipu ini sangat pandai membikin nama yang keren, kontennya juga keren, testimoninya. Tapi hati-hati testimoni ini bisa bikinan dari sindikat mereka," katanya dalam webinar, Selsa (20/4/2021).

Jika hal itu terjadi, dia menyarankan agar nasabah segera menghubungi contact center maupun kantor cabang bank terkait. Sehingga bank dapat melakukan penundaan transaksi dan melakukan review terhadap rekening tersebut.

"Kalau uangnya masih ada, uang kita bisa balik. Kalaupun uangnya sudah tidak ada, setidaknya kita membantu yang lainnya agar tidak tertipu dengan kasus ini," imbuhnya.

Kasus kejahatan yang juga marak adalah akun sosial media Pelaku Usaha Jasa Keuangan (PUJK) yang palsu. Meski palsu, tetapi tampilannya sangat mirip dengan akun layanan konsumen bank yang asli.

Wani Sabu mengingatkan akun sosial media bank yang asli memiliki centang biru. Di BCA sendiri, setiap hari ada 15 akun palsu baru yang muncul.

Akun palsu ini akan memantau keluhan maupun pertanyaan nasabah di akun layanan konsumen bank yang asli. Selanjutnya, akun palsu ini akan merespon dengan memberikan jawaban agar nasabah menghubungi kontak layanan konsumen resmi disertai nomor pesan WhatsApp.

Wani mengatakan sebagai nasabah umumnya lebih suka untuk menghubungi nomor pesan whatsapp. Dari situ, pelaku kejahatan mulai beratraksi dengan meminta data berupa nomor rekening, nomor kartu ATM, nomor kartu kredit, hingga foto kartu kredit depan belan belakang.

"Itu sudah bisa menguras uang kita sampai habis. Walaupun akun palsu ini tidak menempati peringkat 10 di dalam pengaduan nasabah perbankan, tetapi ini bisa menguras duit kita sampai habis kalau kita tidak hati hati karena semua data diberikan kepada pelaku kejahatan tersebut," imbuhnya.

Wani mengatakan Bank telah bekerjasama dengan Bareskrim hingga Kominfo untuk menutup akun-akun palsu tersebut. Namun, meski akun palsu sudah ditakedown setiap harinya, tetapi akun palsu baru kembali muncul.

Hal ini karena modal membuat akun palsu sangat murah yakni hanya dengan menggunakan email. Oleh karena itu, Bank terus memberikan edukasi kepada nasabah tentang akun-akun palsu tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ropesta Sitorus
Terkini