Bisnis.com, JAKARTA - Pelaku industri perbankan mengakui permintaan kredit pada kuartal pertama belum terlalu kuat untuk mendorong kinerja fungsi intermediasi. Hal ini sejalan dengan pengumuman Bank Indonesia yang menyebut pertumbuhan kredit justru terperosok lebih dalam yakni minus 4,13% per Maret 2021.
Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi menyampaikan perseroan berharap dapat membukukan pertumbuhan kredit mencapai 6% secara grup. Hanya saja, kinerja ekonomi dan permintaan kredit masih tampak berat pada awal tahun ini.
"Kami tetap optimis, tapi sampai kuartal pertama ini masih kami lihat peningkatan, tapi slow. Kami tentu kami memanfaatkan banyak database yang ada, kami juga lihat appetite mereka," sebutnya, Senin (19/4/2021).
Wakil Direktur PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Alexandra Askandar menambahkan perseroan akan mendorong kinerja segmen UKM dan mikro. Segmen ini akan menggunakan basis value chain segmen korporasi agar kualitasnya dapat lebih terjaga.
"Itu baik dari supplier atau pun vendor. Bisa melalui referral maupun dari kekuatan informasi di jaringan di wilayah-wilayah," sebutnya.
Lebih lanjut, dia menyampaikan segmen yang akan potensial pada masa pemulihan ekonomi tahun ini adalah FMCG, kesehatan, dan telekomunikasi.
"Untuk infrastruktur yang menjadi faktor utama pertumbuhan sebelumnya, sudah tidak bisa lagi menjadi andalan seperti tahun-tahun sebelumnya. ini memang kan menjadi guidance kami untuk turunan bisnis di wilayah," sebutnya.
Presiden Direktur PT Bank Centra Asia Tbk. Jahja Setiaatmadja mengetakan pelunasan kredit pada awal tahun ini masih tetap tinggi. Ekspansi kredit, khususnya dari segmen konsumer, yang dihasilkan pada awal tahun ini belum mampu menutupi pelunasan sehingga pertumbuhan kredit menjadi terpengaruh.
"Contoh, tahun 2020 Januari hingga Maret masih bagus. Sebulan, kredit baru bisa mencapai Rp2,5 triliun, ada repayment Rp2 triliun jadi masih naik Rp0,5 triliun. (tahun 2021) sekarang kredit baru Januari hingga Maret cuma Rp1,2 triliun hingga Rp1,5 triliun. Karena ada repayment Rp2 triliun jadi masih minus," paparnya.
Kendati demikian, Jahja menklaim kinerja kredit kuartal kedua tahun ini lebih baik. Perseroan mendapat aplikasi permohonan kredit kepemilikan rumah dan kredit kendaraan bermotor dengan plafon Rp19,8 triliun.
"Itu di expo virtual ulang tahun BCA, kami dapat permohonan kredit Rp15 triliun untuk KPR, dan Rp4,8 triliun untuk KKB. dalam 2 sampai 3 bulan ke depan akan masuk dalam buku kami," sebutnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel