Pasar Luar Negeri Menjanjikan, Industri Tekstil Bidik Pertumbuhan

Bisnis.com,21 Apr 2021, 19:48 WIB
Penulis: Iim Fathimah Timorria
Proses penjahitan produk tekstil di pabrik PT Pan Brothers Tbk. /panbrotherstbk.com

Bisnis.com, JAKARTA – PT Pan Brothers Tbk (PBRX), salah satu perusahaan tekstil skala besar di Tanah Air, tetap optimistis penjualan bisa tumbuh pada 2021 terlepas dari sejumlah sentimen negatif yang menyertai industri tekstil.

Pasar luar negeri dinilai masih memberikan prospek positif untuk mendorong kinerja perusahaan tersebut. 

Sekretaris Perusahaan PBRX Iswardeni mengatakan perusahaan menargetkan penjualan bisa naik 10 persen tahun ini dibandingkan dengan 2019. Mengutip laporan keuangan perusahaan, penjualan PBRX pada 9 bulan pertama 2020 tercatat masih tumbuh 6,49 persen dari US$491,85 juta menjadi US$523,79 juta.

Adapun total penjualan sepanjang 2019 mencapai US$665,05 juta. Dengan target kenaikan 10 persen, penjualan 2021 diharapkan bisa menembus US$731,55 juta.

Optimisme ini tak lepas dari sejumlah faktor yang menyertai rantai nilai tekstil. Iswardeni mengatakan Indonesia bisa mendapat peluang dari pindahnya order merek-merek pakaian yang mulanya ditujukan ke Bangladesh atau China.

“Indonesia mendapatkan pindahan order dari brands  yang semula berasal dari Bangladesh atau China. Yang dari China karena geopolitik akan pindah permanen. Sementara perpindahan dari Bangladesh disebabkan Covid-19 yang membuat banyak pabrik tidak bisa beroperasi penuh,” kata Iswardeni ketika dihubungi, Rabu (21/4/2021).

Dia menyebutkan prospek untuk industri garmen berorientasi ekspor seperti PBRX cenderung tumbuh dengan baik seiring pulihnya permintaan dari perusahaan pemegang merek.

Brands permintaannya naik, mereka perlu isi produk untuk ke pasar offline maupun online mereka,” kata dia.

Meski melihat prospek positif, bukan berarti perusahaan ini tak dihadapkan dengan persoalan. Pan Brothers tercatat masih menghadapi utang jatuh tempo dengan nilai yang tak sedikit.

Perusahaan tersebut memiliki pinjaman sindikasi senilai US$138,5 juta yang semestinya jatuh tempo pada 27 Januari 2021. PBRX pun mengajukan perpanjangan jatuh tempo utang yang kemudian disetujui pemberi utang sampai 12 Februari 2021.

Persetujuan penundaan jatuh tempo utang (standstill) itu juga berisi perpanjangan penundaan otomatis sampai persetujuan utang sindikasi baru disetujui oleh kedua pihak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Amanda Kusumawardhani
Terkini