Konten Premium

Tsunami Bisnis Asuransi Unit-Linked

Bisnis.com,21 Apr 2021, 21:17 WIB
Penulis: Wibi Pangestu Pratama
Karyawan melihat logo-logo perusahaan asuransi yang berada di Kantor Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) di Jakarta, Senin (2/3/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Produk asuransi yang dikaitkan dengan investasi (PAYDI) atau lebih dikenal dengan unit-linked tengah mendapat sorotan tajam. Setelah kejatuhan pasar modal akibat Covid-19 yang beriringan dengan terjadinya masalah pembayaran di sejumlah perusahaan asuransi seperti Jiwasraya, AJB Bumiputera, Kresna Life hingga Wahanaartha membuat produk unggulan industri asuransi ini kehilangan momentum. 

Masyarakat yang ekonominya tengah menurun merasa tidak perlu mempertahankan kepemilikan atas produk proteksi yang diikuti oleh investasi ini. Keluhan di media sosial, rasa jeri akan turunnya rupiah demi rupiah yang ditanamkan menjadi gaung yang menggema. 

Realitasnya, Otoritas Jasa Keuangan mencatat pada 2020, jumlah tertanggung unit-linked menjadi 4,28 juta jiwa. Longsor hingga 35,19 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Sebagai pembanding, pada tahun sebelumnya nasabah produk asuransi berbalut investasi ini telah mencapai 6,61 juta jiwa. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

  Konten Premium

Anda sedang membaca Konten Premium

Silakan daftar GRATIS atau LOGIN untuk melanjutkan membaca artikel ini.

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Anggara Pernando
Terkini