Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Aladin Syariah Tbk. berencana melakukan penambahan modal dengan memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD). Perseroan berencana menerbitkan saham baru sebanyak-banyaknya 2 miliar lembar.
Berdasarkan keterbukaan informasinya pada Rabu (21/4/2021), perseroan akan mengadakan rapat umum pemegang saham luar biasa pada 26 Mei 2021 untuk memperoleh persetujuan aksi korporasi tersebut.
Ketentuan lain sehubungan dengan penambahan modal dengan HMETD, termasuk dengan harga pelaksanaan final dan jumlah akan diterbitkan dalam prospektus.
Sejauh ini manajemen belum menerangkan pihak mana saja yang akan menggunakan haknya atau ada pihak baru lain yang potensial dalam pengembangan bank yang sebelumnya bernama Bank Net Syariah tersebut.
BANK berencana menggunakan dana dari aksi ini untuk memperkuat struktur permodalan sehingga dapat menambah kemampuan perseroan untuk mengembangkan bisnis dan daya saing.
Seiring dengan pertumbuhan kegiatan usaha, kineja Bank Aladin Syariah diharapkan semakin meningkat dan memberikan nilai positif bagi pemegang saham.
"Pemegang saham yang tidak menggunakan HMETD akan terkena dilusi atas persentase kepemilikan saham sampai dengan sebanyak-banyaknya 13,16 persen apabila seluruh HMETD yang diterbitkan terlaksana oleh pemegang saham yang berhak," demikian bunyi keterbukaan perseroan.
Harga saham BANK berada pada level 3.590 pada perdagangan hari ini hingga pukul 13.25. Nilai kapitalisasi pasar perseroan telah mencapai Rp47,36 triliun.
Adapun, dalam RUPSLB pada 7 April 2021, perseroan mengumumkan perubahan nama dari Bank Net Syariah menjadi Bank Aladin Syariah. Perubahan nama tersebut akan efektif setelah memperoleh persetujuan dari instansi yang berwenang.
Tidak hanya mengenai perubahan nama Bank Net Syariah menjadi Bank Aladin Syariah, RUPSLB juga menyetujui untuk mengangkat 4 anggota Direksi dan 1 Presiden Komisaris baru yang akan berlaku efektif setelah dinyatakan lulus fit and proper test dan telah memperoleh surat persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Kelima pejabat baru tersebut adalah Presiden Komisaris (Independen) Nurdiaz Alvin Pattisahusiwa, Presiden Direktur Dyota Marsudi, Direktur Digital Banking Firdila Sari, Direktur Keuangan dan Strategi Willy Hambali, dan Direktur Teknologi Informasi Budi Kusmiantoro.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel