Kurs Jisdor Menguat Ke Rp14.530, Rupiah Ambil Peluang Saat Dolar Lesu

Bisnis.com,22 Apr 2021, 15:31 WIB
Penulis: Lorenzo Anugrah Mahardhika
Tumpukan uang dolar dan rupiah di Kantor Cabang Bank Mandiri di Jakarta, Kamis (14/1/2021). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Kurs rupiah menyentuh posisi Rp14.530 per dolar AS berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) hari ini, Kamis (22/4/2021).

Data yang diterbitkan Bank Indonesia hari ini menempatkan kurs referensi Jisdor di level Rp14.530 per dolar AS, menguat 19 poin atau 0,13 persen dari posisi Rabu (21/4/2021) Rp14.549 per dolar AS.

Hari ini, nilai tukar rupiah di pasar spot terpantau menguat 10 poin atau 0,07 persen ke level Rp14.520 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS terpantau melemah 0,11 poin atau 0,12 persen ke level 91,045.

Sebelumnya, Ekonom CORE Indonesia Yusuf Rendy Manilet memprediksi salah satu sentimen yang akan mempengaruhi pergerakan rupiah adalah rilis data klaim asuransi pengangguran di AS, yang diproyeksikan akan lebih tinggi dibandingkan data sebelumnya.

Di samping itu, bank sentral eropa (European Central Bank/ECB) juga akan mengadakan konferensi pers yang salah satunya akan membahas terkait kebijakan moneter. Kondisi ini akan mendorong investor untuk sementara melakukan konsolidasi dan memegang mata uang safe haven, yakni dolar AS.

Adapun pada perdagangan Rabu (21/4/2021), nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup terkoreksi 43 poin atau 0,3 persen ke level Rp14.541 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS terpantau naik 0,062 poin atau 0,07 persen ke level 91,303.

Yusuf menjelaskan pelemahan rupiah kemarin disebabkan oleh sentimen-sentimen negatif dari pasar keuangan global. Salah satunya adalah peningkatan rerata pergerakan kasus Covid-19 secara global yang naik 63 persen dibandingkan dengan Februari lalu.

"Kenaikan ini tidak terlepas dari peningkatan kasus di India yang cukup signifikan," ujarnya saat dihubungi pada Rabu (21/4/2021).

Di sisi lain, pasar juga menyimpan kekhawatiran terhadap pasokan vaksin dan juga munculnya beberapa efek samping dari sejumlah merk vaksin. Hal ini terutama menimbulkan kecemasan terhadap penggunaan vaksin di Eropa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hafiyyan
Terkini